SOLOPOS.COM - Contoh pemakaian kondom jari tangkal virus corona di Singapura. (Twitter)

Solopos.com, JAKARTA -- Ancaman penyebaran virus corona baru yang awalnya merebak di China kini semakin mengglobal dan menjadi kekhawatiran masyarakat dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tidak boleh ada negara melakukan kesalahan fatal dengan berasumsi akan terhindar dari virus corona setelah banyak negara mulai Iran hingga Australia berlomba untuk menahan penyebaran wabah itu secara cepat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dengan infeksi baru yang dilaporkan di seluruh dunia sekarang telah melebihi yang ada di daratan China, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan negara-negara kaya pun harus bersiap untuk sebuah kejutan.

Terus Naik! Setahun, Sejuta Jemaah Indonesia Berangkat Umrah

Ekspedisi Mudik 2024

"Tidak boleh ada negara yang beranggapan tidak akan mendapatkan kasus tersebut. Asumsi itu akan menjadi kesalahan fatal secara nyata," kata Tedros, Jumat (28/2/2020), seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Tedros merujuk pada Italia, di mana pihak berwenang mengatakan tiga orang lagi telah meninggal sehingga membuat jumlah korban meninggal akibat wabah penyakit terburuk itu menjadi 17 orang di Eropa. Sedangkan, kasus yang dikonfirmasi naik menjadi 650 pasien.

Selain menimbun pasokan medis, sejumlah pemerintah telah memerintahkan sekolah tutup dan membatalkan pertemuan besar, termasuk acara olahraga.

Ada El Clasico! Ini Jadwal Siaran Langsung Liga Spanyol Pekan Ke-26

Tujuannya untuk menghentikan penyebaran penyakit mirip flu yang menyebar dari pasar satwa liar ilegal di China tersebut.

Bahkan saat ini ada kekhawatiran khusus atas suatu kasus di Jepang setelah seorang wanita yang telah dinyatakan positif, terkena virus untuk kali kedua.

Tes positif kedua juga telah dilaporkan di China sehingga dapat disimpulkan bahwa tertular penyakit tidak memberikan kekebalan. Para ilmuwan memperingatkan masih banyak yang tidak diketahui tentang virus itu.

Kurang Semangat Kerja, Empas Bad Mood dengan Cara Ini

Theguardian.com melaporkan Shenzhen ditetapkan menjadi kota pertama di daratan China yang melarang makan anjing dan kucing, jika rancangan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota tersebut disetujui parlemen.

Kongres Rakyat Nasional China mengeluarkan perintah untuk melarang semua konsumsi daging hewan liar dan semakin membatasi perdagangan satwa liar secara nasional.

Langkah-langkah tersebut diharapkan akan diatur dalam undang-undang perlindungan satwa liar negara itu.

Larangan itu merupakan respons cepat terhadap wabah Covid-19, yang diduga berasal dari satwa liar yang dijual di sebuah pasar di Wuhan, Provinsi Hubei pada awal Desember 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya