Solopos.com, SOLO – Penyemprotan disinfektan ke jalanan sebagai ikhtiar menekan persebaran virus corona marak dilakukan. Bukan hanya di Indonesia, cara tersebut dilakukan hampir di setiap negara.
Tetapi, penyemprotan disinfektan ke jalanan yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona dinilai sebagai tindakan konyol oleh WHO.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kepala Jaringan Wabah dan Tanggap Darurat Global WHO, Dale Fisher, mengatakan penyemprotan cairan untuk mencegah infeksi justru berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Itu adalah hal yang tidak kami rekomendasikan. Kami tidak percaya orang tertular virus dari permukaan tanah [jalanan],” terang Dale Fisher seperti dikutip dari akun Youtube DW News, Selasa (7/4/2020).
Selama Masa Darurat Corona, ASN Dilarang Mudik
Ketimbang melakukan penyemprotan disinfektan, WHO lebih menyarakankan masyarakat dunia giat mencuci tangan dengan sabun.
“Mencuci tangan dan menjaga jarak mestinya menjadi aksi tanggap masyarakat terhadap virus. Bukan menyemprotkan klorin di mana-mana,” sammbung dia.
Dikutip dari Reuters, Dale Fisher menganggap penyemprotan jalanan sangat merugikan, membuang waktu, dan menghamburkan sumber daya.
“Itu adalah gambaran konyol di banyak negara,” terangnya.
3 Obat Mujarab Andalan Tung Desem Waringin Lawan Covid-19
Alih-alih membasmi virus corona, penyemprotan disinfektan justru bisa meracuni mannusia.
“Saya tidak yakin itu bisa menghilangkan virus. Malah beracun bagi manusia. Virus itu tidak akan bertahan lama di lingkungan yang jarang disentuh orang,” tandasnya.
Senada dengan WHO, Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI, Prof Ari Fahrial Syam, mengatakan penyemprotan disinfektan paling efektif di ruangan yang diduga terpapar virus corona, bukan di jalanan.
76 Napi di Klaten Dibebaskan, Biaya Makan Lebih Irit
Penggunaan disinfaktan berlebihan dapat menyebabkan iritasi, pusing, mual, keracunan, asma, hingga kerusakan paru-paru.
“Penyemprotan disinfektan lebih efektif dilakukan di tempat-tempat yang berpotensi terpapar droplet virus tersebut,” jelasnya.
Dengan demikian, penyemprotan distinfektan semestinya dilakukan dengan cermat. Bukan asal disemprot begitu saja ke jalanan atau bahkan tubuh manusia. Seperti dalam penggunaan bilik disinfeksi yang marak dipakai di sejumlah tempat di Indonesia.