SOLOPOS.COM - Penumpang pesawat mengenakan masker di area Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (31/1/2020). WHO menetapkan status darurat global wabah virus Corona. (Antara-Fikri Yusuf)

Solopos.com, JAKARTA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan wabah virus corona akan berdampak lama. Katanya pandemi ini akan terasa selama puluhan tahun ke depan.

Kota Solo Masih Zona Merah Covid-19, 6 Kabupaten di Soloraya Zona Oranye & Kuning

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Pandemi ini merupakan krisis kesehatan sekali dalam seabad, yang dampaknya bakal terasa hingga puluhan tahun ke depan," kata Tedros dilansir Reuters, Sabtu (1/8/2020). Tedros mengungkap ini dalam rilis usai saat pertemuan komite darurat WHO.

Pandemi tersebut telah menjangkiti lebih dari 17 juta orang dan menelan lebih dari 670.000 korban jiwa sejak kemunculannya pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, China.

Ekspedisi Mudik 2024

Amerika Serikat, Brazil, Meksiko serta Inggris selama beberapa pekan terakhir sangat terguncang akibat penyakit Covid-19, saat pemerintahan mereka berjuang untuk mendapatkan cara penanganan yang efektif.

Tertinggi Se-Soloraya, Jumlah Kasus Covid-19 di Sukoharjo Kembali Salip Kota Solo

Kondisi ekonomi di berbagai wilayah babak belur akibat pembatasan Covid-19 dan banyak wilayah yang mengkhawatirkan gelombang kedua kemunculan virus corona.

Sementara itu, sekitar lebih dari 150 perusahaan farmasi sedang membuat vaksin. Meski penggunaan pertama vaksin tidak dapat diprediksikan hingga awal 2021, menurut WHO pekan lalu.

Meski pengetahuan tentang virus baru meningkat, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dan populasi masih rentan, lanjut Tedros.

Vaksin Covid-19

"Hasil awal dari riset serologi [antibodi] menunjukkan gambar yang konsisten: sebagian besar orang di dunia masih rentan terhadap virus ini. Bahkan di daerah yang pernah menjadi wabah parah sekali pun," katanya.

Belasan Karyawan Positif Covid-19, Koperasi di Ngaglik Sleman Ditutup

"Banyak negara yang yakin bahwa mereka yang telah melewati masa tersulit. Kini sedang bergulat dengan wabah virus corona baru. Sejumlah negara yang tidak begitu berdampak. Kini menyaksikan lonjakan kasus maupun kematian."

Pekan ini, WHO melaporkan lonjakan kasus Covid-19 tertinggi sejak awal pandemi. Kasus baru itu mencapai 292.527 per Kamis 30 Juli.

Berdasarkan Situation Report WHO, Sabtu (1/8/2020), WHO berkata angka tersebut merupakan kenaikan tertinggi dalam satu hari. Lebih dari setengah angka baru itu berasal dari wilayah benua Amerika, yakni 171.946 kasus dan tambahan 396 kematian.

Awali Agustus, Sri Mulyani: 6 Warga Klaten Sembuh, 6 Positif Covid-19

Lonjakan kasus corona di Amerika berasal dari Amerika Serikat sebanyak 65.000 kasus dan Brasil dengan 69.000 kasus. Saat ini, AS sudah melakukan 55,3 juta tes berdasarkan data Covid Tracking.

Selanjutnya, kasus baru terbanyak berasal dardi Asia Tengara dengan 60.133 kasus dan 914 kematian. Pada laporan WHO, Asia Tenggara juga mencakup India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya