SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin Covid-19 (Freepik)

Solopos.com , JAKARTA–World Health Organization (WHO) menilai masih ada kesenjangan dalam distribusi vaksin Covid-19 secara global. Hal ini lantaran negara-negara kaya masih mendominasi.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dari 700 juta lebih dosis vaksin corona yang telah disalurkan di dunia, lebih dari 87 persennya diberikan ke negara berpenghasilan tinggi atau menengah ke atas. Ini menyebabkan adanya kesenjangan distribusi vaksin.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

“Sementara negara-negara berpenghasilan rendah hanya menerima 0,2 persen,” kata Tedros dalam konferensi persnya pada Jumat (9/4/2021) waktu Jenewa, Swiss.

Baca Juga: Berolahraga Saat Puasa Bikin Tubuh Terasa Lemas? Simak Ulasannya

Kesenjangan distribusi vaksin lainnya adalah persentase penerima vaksin di negara-negara kaya lebih tinggi daripada negara miskin. Dikutip dari laman WHO pada Minggu (11/4/2021), Tedros menyebut bahwa rata-rata di negara berpenghasilan tinggi, hampir satu dari empat orang di sana telah menerima vaksin.

“Di negara-negara berpenghasilan rendah, itu satu di lebih dari 500. Izinkan saya ulangi: satu dari empat dibandingkan satu dari 500,” katanya seperti melansir laman Liputan6.com, Minggu (11/4/2021).

COVAX memperkirakan dapat mendistribusikan hampir 100 juta vaksin di Akhir Maret. Namun, penurunan pasokan membuat mereka hanya bisa mengirim 38 juta dosis. “Kami berharap dapat mengejar ketertinggalan selama bulan April dan Mei,” kata pria asal Ethiopia itu.

Tedros juga mengetahui ada beberapa negara dan perusahaan yang berencana melakukan donasi vaksin bilateral secara mandiri, tanpa melewati COVAX, karena alasan politik atau komersial. Hal ini diharapkan bisa mengatasi kesenjangan distribusi vaksin.

Menurutnya, hal ini “berisiko mengipas api” ketidakadilan vaksin. “Ini adalah waktu untuk kemitraan, bukan patronase. Kelangkaan pasokan mendorong nasionalisme vaksin dan diplomasi vaksin,” katanya.

WHO pun sedang mencari jalan untuk mengatasi kesenjangan distribusi vaksin ini. Tedros pun mengungkapkan bahwa Gavi, WHO, CEPI, dan mitra COVAX lain tengah melakukan beberapa opsi untuk mempercepat produksi dan pasokan.

Mereka sedang berdiskusi dengan pemerintah India soal pasokan vaksin dari Serum Institute of India, serta berupaya mempercepat peluncuran vaksin SK Bio Korea Selatan.

Baca Juga: Ini Cara Memperbaiki Toxic Relationship, Mau Coba?

Selain itu, mereka juga mencoba untuk mempercepat pengiriman vaksin Johnson and Johnson, serta mempercepat kajian terhadap lebih banyak vaksin termasuk Sinopharm, Sinovac, dan Gamaleya. Langkah-langkah ini diharapkan bisa mengatasi kesenjangan distribusi vaksin.

“Kami terus mencari sumbangan dosis dari negara-negara yang memiliki cukup untuk menutupi seluruh populasinya beberapa kali lipat , tidak dalam waktu beberapa bulan, tetapi sekarang,” kata Tedros.

“Dan kami sedang berdiskusi dengan beberapa negara untuk meningkatkan kapasitas produksi global.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya