SOLOPOS.COM - Pengunjung memperhatikan orang utan koleksi Taman Satwa Wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri, Minggu (21/1/2018). (Rudi Hartono/JIBI/SOLOPOS)

WGM Wonogiri belum punya petugas khusus satwa.

Solopos.com, WONOGIRI—Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (DKOP) Wonogiri mengaku belum memiliki petugas penjaga khusus yang cakap menangani satwa. Personel yang ditugaskan selama ini ditunjuk bukan berdasar keterampilan khusus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tidak dimilikinya keterampilan khusus dalam menangani satwa dinilai menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terjadinya insiden orang utan di Taman Satwa Wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri mengamuk hingga mengakibatkan petugas, Tono, 56, setempat terluka parah, Sabtu (20/1/2018) lalu. (baca: Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Butuh Lahan Parkir Baru)

Kepala DKOP Wonogiri, Sentot Sujarwoko, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (22/1/2018), menyampaikan pihaknya menunjuk petugas yang menangani taman satwa berdasar penilaian umum, yakni orang yang sekiranya peduli terhadap binatang.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu, petugas yang ditunjuk belum pernah mengikuti pelatihan khusus. Padahal satwa memerlukan penanganan khusus sehingga butuh ditangani orang yang memiliki keterampilan khusus pula.

Dengan adanya peristiwa orang utan melukai petugas, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah sudah memberi isyarat siap memberi pelatihan kepada petugas taman satwa.

“Kami akan berkoordinasi lebih lanjut dulu dengan BKSDA Jateng. Petugas kami memang butuh pelatihan agar mereka semakin cakap dalam menangani satwa,” kata Sentot.

Disinggung mengenai langkah yang akan diambil agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi, DKOP akan fokus mencari solusi jangka pendek terlebih dahulu.

Menurutnya, Jacko, orang utan berusia 17 tahun yang melukai petugas harus secepatnya diberi pasangan. Faktor utama yang menyebabkan Jacko agresif diduga kuat karena sedang berahi lantaran hingga usia 17 tahun belum memiliki pasangan.

Dugaan itu diperkuat dengan kebiasaan Jacko yang kerap mengeluarkan kemaluan saat didekati petugas.

Sebenarnya, Pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo sudah mengisyaratkan bersedia menyerahkan orang utan betina yang usianya lebih tua dari Jacko.

Dalam hal ini DKOP Wonogiri akan berkoordinasi dengan TSTJ dan BKSDA untuk merealisasikan pemindahan orang utan betina dari TSTJ ke Taman Satwa Wisata WGM. Pemindahan harus dengan rekomendasi BKSDA.

Di sisi lain, tindakan Tono, petugas yang terluka saat membersihkan kandang sudah sesuai prosedur. Sebelum masuk kandang utama, Tono memasukkan Jacko ke kandang karantina di sudut kandang utama bagian dalam. Setelah Jacko di dalam kandang karantina, Tono membersihkan bagian dalam kandang utama.

Diduga saat itu Tono berdiri terlalu dekat dengan kandang karantina. Alhasil saat tangan Tono di dekat kandang karantina, Jacko dapat meraihnya.

Kemungkinan besar Jacko meraih tangan Tono hanya menggunakan jari. Hal itu karena celah kandang karantina sempit dan pergelangan Jacko tidak dapat keluar dari celah tersebut.

Sementara itu, Sekretaris DKOP Wonogiri, Fredy Sasono, menambahkan ada empat satwa yang membutuhkan penanganan ekstra hati-hati, yakni gajah, Jacko, buaya, dan ular.

“Kami sudah menginstruksikan petugas tetap waspada terhadap empat binatang tersebut,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya