SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Solopos.com) – Serangan wereng di Bumi Intanpari makin meluas. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) mencatat wereng menyerang tanaman padi di 10 kecamatan.

Kepala Distanbunhut Karanganyar, Siti Maesyaroch, kepada wartawan, Rabu (25/5), menuturkan total luas lahan pertanian yang diserang wereng mencapai 910 hektare. Sementara sawah yang puso sebanyak tujuh hektare. Wereng tersebut menyerang padi di 10 kecamatan, yakni Kecamatan Karanganyar, Mojogedang, Karangpandan, Jaten, Tasikmadu, Colomadu, Kebakramat, Jatipuro, Jumantono dan Matesih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Musim tanam (MT) II kali ini, serangan wereng memang cukup banyak. Wereng menyerang tanaman padi usia 20-70 hari. Serangan terparah ada di Karanganyar Kota,” ujar Siti. Menurut Siti, meledaknya wereng lantaran petani tidak mengindahkan pola tanam. Cuaca ekstrem dengan hujan terus-menerus menyebabkan tanaman terlalu banyak air dan hama cepat berkembang biak. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Karanganyar tapi juga daerah lain di Soloraya.

Ekspedisi Mudik 2024

Siti memastikan serangan wereng tidak mengganggu stok pangan di Karanganyar. Menurutnya, secara persentase lahan pertanian yang terkena wereng sangat kecil. “Luas lahan pertanian mencapai 22.600 hektare. Jadi serangannya sangat kecil dan produksi beras tetap aman,” jelasnya.

Pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan wereng. Salah satunya memberi bantuan pestisida terutama untuk lahan yang serangan werengnya masuk kategori ringan dan sedang. “Kami juga sudah melakukan penyemprotan pestisida massal. Kalau serangannya sudah berat, apalagi puso, ya harus dieradikasi,” jelas Siti.

Siti menerangkan eradikasi atau bakar padi harus segera dilakukan guna memutus siklus wereng. Sehingga telur wereng akan mati dan tidak bermigrasi ke tanaman padi lainnya. Eradikasi ini dilakukan jika tanaman padi sudah dalam kondisi puso atau kering. Selain itu, Siti meminta petani menerapkan pola tanam padi-padi-palawija. “Kalau petani nurut sistem pola tanam, pasti serangan wereng tidak ada. Yang terjadi kan petani tetap nekat tanam padi terus-menerus tidak mengganti dengan tanaman palawija,” ujarnya.

isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya