SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Delapan petani di Selogiri diduga keracunan pestisida. Kendati demikian kelompok tani (Kelomtan) se-Selogiri sepakat untuk tetap melakukan pengendalian serangan wereng.

Kedelapan petani itu, sudah sembuh setelah mendapatkan perawatan di Puskesmas Selogiri, Puskesmas Pembantu (Pustu) Pule, Selogiri dan RS PKU Muhammadiyah, Selogiri.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Untuk mengetahui kondisi tubuh petani, Jumat (18/6) hari ini dijadwalkan akan dilakukan pemeriksaan 40 petani di dua desa, yakni Desa Pule dan Jaten. Pemeriksaan petani di dua desa itu diprioritaskan karena serangan hama wereng terbesar di alami petani di dua desa itu.

Selain itu, Kelomtan juga akan mendirikan Posko pengendali hama wereng secara berjenjang. Kepastian itu teruangkap pada Rapat Kerja (Raker) Kelomtan se-Selogiri dengan dinas terkait, seperti Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Wonogiri, Puskesmas dan unsur Muspika Selogiri, Kamis (17/6). Raker digelar di pendapa Kantor Kecamatan Selogiri dan juga dihadiri anggota DPRD asal Selogiri, Samino.

Satu dari delapan petani yang diduga keracunan pestisida sempat opname di RS PKU Muhammadiyah, Selogiri, yakni Swt, warga Jendi. Sedangkan tujuh petani lainnya yang sudah dinyatakan sembuh setelah perawatan adalah Syt, 34, warga Karegan, Pule, Agg, 26, Sts, 33, Mrn, 41 dan Pntw, 32, kesemuanya warga Jetak, Pule, juga Sstr, 65, warga Gemutren, Pule serta Sjn, 42, warga Karangtalun, Jaten.

“Semua setelah dirawat di Puskesmas dan Pustu Pule, Selogiri sudah sembuh, sedangkan seorang yang opname di RS PKU Muhammadiyah, Selogiri ternyata memiliki riwayat penyakit TBC,” ujar Kepala Puskesmas Selogiri, dr Pitut Kristianta Nugraha.

Lebih lanjut dikatakan oleh dr Pitut, untuk mengetahui seberapa besar tubuh petani terkena keracunan akan dilakukan pengecekan sampel darah bagi petani di Desa Pule dan Jaten. “Untuk sementara baru sampel dan belum semua petani diperiksa atau diambil sampel darahnya. Kami pun akan memberikan bantuan 100 masker biasa untuk petani, sekali pakai masker itu sudah dibuang.”

Ditambahkan oleh Camat Selogiri, Bambang Haryanto, hari ini juga dilakukan pengecekan tanah di Desa Pule. Menurutnya, pengecekan tanah itu untuk mengetahui seberapa besar kandungan bahan kimia atau pestisida masuk ke dalam tanah lahan pertanian.

Sedangkan anggota DPRD asal Selogiri, Samino meminta petani tidak panik dalam menghadapi serangan hama wereng. Dia juga berjanji akan berkoordinasi dengan Bupati untuk memanfaatkan dana cadangan guna membantu petani Selogiri. Sedangkan Kabid Tanaman Pangan, Dipertan dan TPH, Sutardi mengaku dana di dinasnya sudah habis.

Ketua Kelompok Tani Desa Pule, Mulyadi berharap pembentukan Posko pengendali wereng di setiap kelompok tani, agar penanganan lebih cepat dan terpadu. Petani juga sepakat, MT III akan dilakukan paling lambat pertengahan bulan Juli.

tus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya