SOLOPOS.COM - PENYEMPROTAN--Sejumlah tentara menyemprot padi di persawahan di Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Kamis (23/6/2011). (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Klaten (Solopos.com) – Puluhan petani dibantu tentara dari Kodim 0723/Klaten, Kamis (23/6/2011), menyemprot padi di persawahan di dua desa di Kecamatan Polanharjo, Klaten.

PENYEMPROTAN--Sejumlah tentara menyemprot padi di persawahan di Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Kamis (23/6/2011). (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penyemprotan menggunakan pestisida itu dilakukan menyusul merebaknya hama wereng batang cokelat (WBC) yang menyerang tanaman padi jenis Inpari 13 di Desa Kahuman dan Desa Glagahwangi. Menurut Ketua Kelompok Tani Tunas Karya III, Desa Kahuman, Sugiyarto, serangan hama wereng mulai dirasakan petani setempat sejak dua hari lalu. Serangan terbanyak di lahan seluas 36 hektare tempat tumbuhnya padi berumur 30 hari.

“Berdasar pengamatan awal, dalam satu rumpun padi terdapat dua sampai lima ekor wereng cokelat, namun sejak Selasa (21/6/2011) terus bertambah hingga mencapai 20-an ekor wereng per rumpun,” ujarnya. Sugiyarto menjelaskan populasi perkembangbiakan wereng cokelat sangat cepat. Bahkan, serangan wereng meluas ke tanaman padi yang masih muda yakni 20-40 hari setelah ditanam. “Kami juga bingung dengan serangan wereng yang mengganas. Di persawahan yang disemprot wereng bisa berkurang, namun di lokasi lain serangan makin bertambah,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Laboratorium Hama Penyakit dan Tanaman Wilayah Soloraya, Driyatmoko, mengatakan migrasi atau perpindahan wereng dari daerah endemis berpotensi menyerang tanaman padi di wilayah bukan endemis.
Jika di satu wilayah serangan wereng tidak cepat ditangani dipastikan menyebabkan serangan meluas ke mana-mana. “Penyemprotan massal ini dilakukan di lahan seluas 804 hektare di dua desa. Kami terus memantau tanaman padi jenis Inpari 13. Harapan kami petani bisa menikmati panen,” paparnya.

Ia menerangkan wereng di Polanharjo ini merupakan perpindahan dari daerah lain. Indikatornya, kata Driyatmoko, bisa dilihat melalui lampu perangkap atau light trap yang dipasang di Kantor Kecamatan Polanharjo. “Beberapa hari lalu sudah menunjukkan kerumunan hama wereng. Sebagai langkah antisipasi agar tidak meluas ke wilayah lain, kami sarankan petani menyemprot secara massal,” ujarnya.

Penyemprotan massal yang dilakukan dua hari berturut-turut menunjukkan terjadi pengurangan jumlah wereng hingga 80 persen. Ambang batas penanganan wereng sendiri yakni lima sampai enam ekor per rumpun pada tanaman padi berumur 6-7 pekan setelah ditanam.

m98

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya