SOLOPOS.COM - TANPA GEROBAK -- Wedangan Pak Wiryo di Jalan Perintis Kemerdekaan, Purwosari, Solo, tidak lagi menggunakan gerobak, melainkan meja dan bangku mirip warung makan. (JIBI/SOLOPOS/Fetty Permatasari)

Warung wedangan atau hik selama ini identik dengan suasana temaram. Ini lantaran sang penjual biasanya hanya menggunakan lampu penerang berupa lampu minyak. Kalaupun menggunakan lampu listrik, yang dipakai pun biasanya hanya bohlam dengan daya kecil.

MODEL BARU -- Wedangan kini tak lagi bersuasana remang-remang. Salah satunya adalah Wedangan Mejo Dowo di kawasan Kampung Batik Laweyan, Jl dr Radjiman, Solo, ini. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tapi coba lihat sejumlah warung wedangan di beberapa sudut Kota Solo. Di ruas Jalan dr Radjiman, timur Pasar Kabangan misalnya, suasana serba remang-remang itu takkan dijumpai lagi. Sebaliknya, di warung wedangan Mbah Gandul itu penerangannya terang benderang. Warungnya pun bukan lagi sebuah gerobak kecil, melainkan meja panjang berukuran panjang sekitar 9 meter.

Wedangan terang benderang seperti ini lebih nyaman, tidak terkesan kumuh. Kehigienisan makanan lebih terjaga. Enak buat santap malam bersama keluarga,” ujar Setyobudi, 39, warga Sukoharjo yang bersama istri dan dua anaknya dijumpai Espos saat bersantap di warung itu.

“Kami memang berinovasi menciptakan sebuah wedangan yang lebih nyaman,” ujar salah satu pemilik wedangan Mbah Gandul, Muhammad Nur Yusuf. Ternyata perubahan ini disambut baik masyarakat. Tak heran warung wedangan yang terang benderang itu berkembang pesat. Setelah membuka wedangan di Jl Slamet Riyadi, Kartasura, pertengahan tahun lalu, belum lama ini, Muhammad Nur membuka wedangan serupa di Klegen, Colomadu dan di Jl dr Radjiman Solo itu. “Di sini baru ada sepekan,” ujar Warno, salah satu karyawan di Wedangan Mbah Gandul Jl Dr Radjiman.

Lebih komplet
Seperti tempatnya yang khas, menu-menu yang mereka tawarkan pun tak seperti wedangan lazimnya. Nasi misalnya. Mereka menyediakan sekitar 10 jenis nasi yang per bungkusnya dibanderol Rp 1.000. Sebutlah seperti nasi kikil, nasi belut, nasi oseng sampai nasi rica-rica.

TANPA GEROBAK -- Wedangan Pak Wiryo di Jalan Perintis Kemerdekaan, Purwosari, Solo, tidak lagi menggunakan gerobak, melainkan meja dan bangku mirip warung makan. (JIBI/SOLOPOS/Fetty Permatasari)

Menu yang unik adalah nasi gandul. Nasi gandul merupakan nasi yang dibubuhi oseng-oseng pedas yang terbuat dari daging sapi. Harga seporsinya pun tiga kali lipat dari nasi bungkus biasa.

Aneka jajan pasar maupun lauk yang mereka hidangkan juga lebih beragam. Muhammad Nur mengaku mendapatkan suplai makanan itu dari ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar wedangan di Kartasura. “Khusus nasi, kami bikin sendiri. Tapi lauk-pauk tidak (bikin sendiri) karena kami berbisnis juga sekaligus ingin berbagi dan memberdayakan masyarakat,” ungkapnya. Nur memberi label harga pada tiap nampan makanan sehingga pembeli langsung tahu harga tiap makanan. “Biar tidak ada dusta di antara kita,” kelakarnya.

Selain Wedangan Mbah Gandul, wedangan dengan konsep penataan baru juga bisa dijumpai di warung Pak Wiryo di Jl Perintis Kemerdekaan Solo yang sudah berumur lebih dari 40 tahun. Sejak 1998, wedangan ini tak lagi menggunakan gerobak namun meja dan bangku panjang. Penerangannya memadai dan menu yang disajikan semakin beragam.

Demikian pula Wedangan Pak Kumis di selter kompleks Stadion Manahan. Sejak menempati selter sekitar lima tahun lalu, wedangan ini menggunakan lampu yang terang. Menu yang disajikan juga komplet. Pak Kumis memang terkenal menyediakan aneka sate seperti sate urat daging sapi alias koyor , udang sampai kikil dengan porsi yang mantap. Menyantap satu tusuk sudah bisa bikin kenyang.

Oleh: Fetty Permatasari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya