SOLOPOS.COM - Webinar Unipma Bekali Alumni Jadi Guru di Daerah 3T dan Ibu kota (istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Universitas PGRI Madiun (Unipma) melanjutkan kembali pembekalan bagi mahasiswa yang akan lulus khususnya untuk calon tenaga pendidik atau guru yang akan memasuki dunia kerja.

Kegiatan webinar yang diselenggarakan pada Kamis (3/9/2020), juga dapat ditonton oleh masyarakat umum melalui Youtube dan Zoom.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di awal acara, dalam sambutannya Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididikan (FKIP) Unipma, Dr. drh. C. Novi Primiani, M.Pd, mengatakan menjadi seorang sarjana tidak cukup hanya memperoleh gelar.

“Seorang sarjana perlu didukung dan ditunjang dengan kompentensi dan kecerdasan hidup yang memadai. Mempunyai komitmen dan motivasi juga merupakan hal yang penting dalam pengembangan diri. Sehingga, para sarjana mampu mengembangkan diri lebih-lebih di era global seperti ini,”ujarnya.

Dengan topik “Pembekalan Bagi Alumni FKIP” webinar tersebut menghadirkan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan tiga alumni Unipma yang telah sukses sebagai pemateri.

Para alumni tersebut menjelaskan perbedaan menjadi guru di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) dan ibu kota serta membagi tips dan trik lolos CPNS.

Bebatuan Kuno Ditemukan Di Dukuh Gajihan Jatinom Klaten, Reruntuhan Candi Era Mataram?

Pengalaman Mengajar di Daerah 3T

Salah satu pemateri yang merupakan alumnus Pendidikan Fisika 2013 , Wahyu Kurniawan memaparkan jumlah guru yang mengajar di daerah 3T hanya sedikit, Begitu juga jumlah kelas atau sekolah, hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan kondisi sekolah di ibu kota atau kota-kota besar lain.

“Dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk membangun sekolah. Untuk bahan bangunan, satu sak semen saja, kalau di Jawa hanya Rp50.000-Rp60.000. Namun di sana harganya bisa Rp1,5 juta sampai Rp1.700.000,"ujar Wahyu, saat menjelaskan pengalamannya mengajar di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.

Selain itu, tidak adanya buku, media, dan listrik, jarak rumah yang jauh dari sekolah, kesadaran untuk belajar yang masih rendah, dan keamanan yang tidak kondusif menjadi masalah pendidikan di daerah 3T.

Banyak anak usia sekolah juga masih terlibat dalam kegiatan di rumah, misalnya membantu bekerja di ladang atau berkebun dan kegiatan-kegiatan daerah atau keagamaan.

Perbedaan daerah 3T dengan daerah lain seperti Jawa, tentunya membuat para tenaga pendidik harus menyiapkan mental dengan berbagai keadaaan yang ada. Selain itu, untuk menjadi guru di sana juga harus menyiapkan materi dan metode pembelajaran yang menyegarkan dan mudah untuk dipahami.

Kerja sama dengan rekan guru serta masyarakat itu penting, untuk menyosialisasikan pentingnya pendidikan dan mendapatkan perlindungan saat terjadi hal yang tidak diinginkan.

Kunyit Diklaim Bisa Membunuh Virus Tertentu, Termasuk Corona?

Mengajar di Ibu Kota

Berbeda dengan pengalaman mengajar di Ibu Kota Jakarta, seperti yang dikisahkan Dewi Tri Pujiastuti, alumnus PGSD Unipma 2012.

Guru sebuah SD di Jakarta ini mengatakan kesulitan yang dia hadapai saat mengajar bukanlah jarak, namun pesatnya teknologi yang membuat guru harus bisa mengimbangi kemampuan murid-muridnya.

Ia juga menyampaikan, keberagaman di Jakarta membuatnya harus mengembangkan ilmu pengetahuan.

“Kita harus update pengetahuan, karena kondisi masyarakat di Jakarta itu berbeda. Kalau di Jakarta macam-macam, ada yang dari Sunda, Jawa, Kalimanatan, yang asli Betawi juga banyak,” ujar Dewi.

Tips Lolos CPNS

Tak hanya berbicara soal karier, dalam webinar itu Enggar Kurniawan, alumnus Unipma dan guru bimbingan konseling di SMPN 4 Surabaya memaparkan tips-tips agar lolos seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Menurutnya, mereka yang ingin lolos CPNS harus mengetahui dulu informasi penerimaan yang valid melalui website di badan kepegawaian pusat maupun daerah.

Kemudian teliti dan cermati setiap pengumuman terutama syarat, administrasi, ketentuan, dan peraturan.

Selektif dalam memilih instansi serta pertimbangan, memahami dengan mendalam tentang makan dan tugas pokok fungsi serta kuota dan pelamar yang mendaftar, bisa digunakan dalam pertimbangan dalam mendaftar CPNS.

“Harus benar-benar teliti dan cermat setiap ada pengumuman. Setiap instansi itu mensyaratkan akreditasi apa, kemudian umur dan formasi yang dibuka harus dibaca dengan baik,” ujarnya.

Peran Guru di Era Kebiasaan Baru

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T, mengatakan esensi dari pendidikan adalah belajar. Selain sekolah dan kampus, rumah juga bisa menjadi tempat belajar. Mengingat di era pandemi Covid-19, semua hal seharusnya dilakukan dari rumah.



Dengan kondisi seperti ini, tentunya seorang guru harus punya inovasi yang baik. Guru harus kreatif dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus mampu membuat modul-modul pembelajaran seperti video dan pembelajaran interaktif.

“Intinya seorang guru harus mampu menyajikan materi pembelajaran tidak sekadar mudah namun harus menarik. Kalau pembelajaran itu dilakukan tidak menarik maka akan membuat siswa-siswi dan mahasiswa tidak betah berlama-lama di komputer,” ujar Wahid Wahyudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya