SOLOPOS.COM - Ilustrasi olahraga di rumah (freepik)

Solopos.com, SOLO – Olahraga rekreasi berperan penting dalam mendorong pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Selain membikin masyarakat lebih sehat, olahraga turut menghidupi olahraga dari segi industri, pariwisata, dan sains.

CEO Inspire Sports Group International, Sport Science Faculty, Douglas College, Vancouver, Canada, Jeffrey W Thomson, mengatakan industri olahraga bisa bertahan menghadapi pandemi dengan sejumlah catatan. Industri harus mengubah mindset yang dibutuhkan untuk bertahan dan berkembang dan menciptakan peluang-peluang baru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Mengubah paradigma. Hal ini sangat mudah dalam olahraga untuk melakukan hal yang baru berulang kali. Jangan pernah takut mencoba hal baru. Pisahkan bisnis olahraga dari kegiatan rekreasi atau olahraga sehat,” kata Thomson, dalam webinar yang digelar Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Sabtu (12/9/2020).

Ia menjelaskan dari segi bisnis, pendapatan olahraga bersumber dari tiga hal yakni hak siar (broadcasting), iklan, dan pendapatan dari pertandingan seperti tiket dan pelayanan. Pandemi mengubah peta pendapatan itu lantaran ada protokol kesehatan.

Namun, ada satu olahraga yang terus berkembang di tengah pandemi yakni bisnis e-sports. Kekosongan olahraga fisik melahirkan kesempatan baru bagi teknologi virtual untuk tumbuh. Kini, bermunculan liga-liga olahraga e-sports di seluruh dunia untuk menjaga daya tarik dan rasa kompetisi di tengah lockdown.

“E-sports tumbuh sangat masif dalam beberapa tahun terakhir. Ia menghadirkan cara baru untuk melibatkan fans dan menghasilkan pendapatan,” ujar Thomson.

8.682 Pendaftar Di Wonogiri Terancam Tak Dapat Bantuan UMKM, Ini Penyebabnya

Menciptakan Peluang Baru

Di China, perubahan besar-besaran dilakukan menyusul lockdown guna mencegah persebaran Covid-19. Kebijakan itu mengatur hanya satu anggota dalam rumah tangga yang diizinkan keluar per pekan. Kegiatan-kegiatan olahraga besar dibatalkan atau ditunda hingga situasi terkendali.

“Sekolah tatap muka diubah menjadi siaran langsung melalui TV. Selama karantina, semua aktivitas olahraga dilakukan di rumah masing-masing,” kata akademisi Shanghai University of Sport, China, Cheah Hon Foong.

Hal ini berdampak pada perubahan ke arah aktivitas olahraga dalam ruangan. Di sisi lain, pengetatan aturan membuat olahraga luar ruangan mengalami pemulihan yang lambat. “Mengenakan masker saat berada di ruang publik meminimalisasi risiko infeksi dari olahraga di luar ruangan,” ujar dia.

Meski olahraga luar ruangan menurun, ada beberapa bisnis olahraga lain yang justru meningkat. Lockdown, misalnya, menambah permintaan untuk siaran TV, acara olahraga dan penggunaan internet untuk membunuh kebosanan di rumah.

“Pemilik gym dan pelatih menggunakan live streaming untuk menjaga pelanggan mereka tetap sehat. Banyak orang China bermain gim virtual. Dan industri e-sport meledak, menciptakan pekerjaan dan peluang-peluang baru,” imbuh Cheah.

Selama pandemi, Cheah merekomendasikan penyelenggaraan acara olahraga menggunakan pendekatan bubble. Pendekatan ini dilaksanakan dengan menggelar acara di lokasi yang rendah penularan virus.

“Manfaatnya bisa memenuhi permintaan olahraga dan berbiaya rendah untuk menekan risiko terinfeksi kembali,” terang dia.

Millenials, Ini Tips Kelola Uang Saat Pandemi!

Sains Olahraga

Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Raden Isnanta, mengatakan memajukan olahraga berprestasi perlu diimbangi dengan sains olahraga (sports science). Hal ini guna memastikan soal dosis latihan, umur, asupan nutrisi dan lainnya berjalan efektif dan efisien.

Tak hanya itu, olahraga juga menjadi instrumen peningkatan produktivitas di segala bidang. Secara tidak langsung, olahraga, khususnya olahraga rekreasi, berperan dalam pemulihan ekonomi pascapandemi.

“Kita enggak langsung menyasar ekonomi. Tapi dalam konteks kita sehat, berdampak pada pemulihan ekonomi. Bagaimana ekonomi pulih kalau badan enggak sehat?” kata Raden.

Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian, mengatakan dari segi anggaran, dana Kemenpora pada 2021 untuk bidang Pembudayaan Olahraga hanya Rp275 miliar. Dengan kecilnya anggaran itu, ia berharap pembangunan kebiasaan berolahraga di masyarakat bisa menggandeng CSR swasta. Selain itu, pemdes setempat bisa mengalokasikan dari Dana Desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya