SOLOPOS.COM - Pentas wayang kulit di halaman Balaikota Solo, Sabtu (6/10/2012) malam. (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

Pentas wayang kulit di halaman Balaikota Solo, Sabtu (6/10/2012) malam. (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

Halaman Balaikota Solo, Sabtu (6/10/2012), semakin malam kian bertambah ramai. Ratusan masyarakat di Solo dan sekitarnya menyaksikan pementasan wayang kulit dengan dalang Ki Sri Susilo Tengkleng dari Boyolali. Penonton mengikuti jalannya cerita wayang dengan lakon Wahyu Kamulyan Sejati itu sembari menikmati aneka makanan dan minuman yang dijajakan di sekitar kompleks Balaikota Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Jangan menyepelekan orang-orang kecil dan doanya orang-orang fakir miskin. Sapa sing pengin dadi pejabat, cedhaka rakyat. (siapa yang ingin menjadi pejabat, dekatlah dengan rakyat),” kata dalang yang juga anggota DPRD Boyolali ini.

Sekitar pukul 21.30 WIB, mantan Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi), yang terpilih sebagai Gubernur DKI hadir di antara penonton. Jokowi yang mengenakan setelan kemeja putih dan celana hitam itu menyalami orang-orang yang berada di kursi deretan pertama.
Dia pun menebar senyum kepada sebagian orang lainnya. Kehadiran Jokowi tak disia-siakan oleh beberapa orang. Mereka memanfaatkan kesempatan dengan berfoto bersama.

Sajian wayang kulit yang diselenggarakan Paguyuban Rumah Kita, Komunitas Kotak-Kotak Solo dan Pemkot Solo itu dalam rangka mensyukuri kesuksesan Jokowi dan  menyampaikan terima kasih kepada rakyat Solo yang sudah merestui dan mendukung Jokowi menjadi Gubernur DKI.
“Lakon ini menceritakan Petruk sebagai representasi rakyat kecil hingga sampai menjadi raja. Dengan segala kekuatan dan bersatunya rakyat, akhirnya bisa menaklukkan raja yang berkuasa. Pak Jokowi tadi cukup lama dan pamit karena sudah ditunggu di Sumber,” kata Ketua Komunitas Kotak-Kotak Solo, YF Sukasno, saat ditemui wartawan pada sela-sela acara.

Pria yang menjabat sebagai Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Cabang Solo itu menuturkan secara simbolis cerita wayang itu menggambarkan bersatunya rakyat bisa menyelesaikan pekerjaan apapun. Kuncinya adalah gotong royong seperti yang ajaran Bung Karno.

Salah satu penonton, Joko Suhendro, 45, mengatakan dirinya selama ini sangat senang menonton wayang. Joko menilai cerita wayang yang diangkat sesuai dengan kisah Jokowi hingga terpilih menjadi Gubernur DKI. “Wayang itu gambaran perilaku manusia,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya