SOLOPOS.COM - Suasana acara Nguri-Nguri Punden Mbah Anti Gelar Wayang Purba Ngebung Ngremboko di Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, pada Sabtu-Minggu (26-27/11/2022). (Istimewa/Wakimin)

Solopos.com, SRAGEN — Sebagai salah satu upaya meningkatkan daya tarik Situs Manusia Purba Sangiran, penggiat budaya di Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Sragen, menciptakan kesenian wayang purba. Kesenian wayang ini bercerita tentang kehidupan di zaman purba.

Selain sebagai wujud pelestarian budaya, pegelaran wayang purba juga merupakan salah satu bentuk edukasi kepada masyarakat tentang sejarah Situs Sangiran di masa lampau, terutama di Desa Ngebung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kesenian wayang purba kembali digelar pada Sabtu (26/11/2022) di desa tersebut. Pergelaran wayang purba ini dikemas dalam acara Nguri-Nguri Punden Mbah Anti Gelar Wayang Purba Ngebung Ngremboko.

“Ada juga acara workshop wayang purba yang diikuti oleh puluhan siswa setempat. Ada pertunjukkan seni karawitan, musik akustik, dan tari pang pung asal Desa Ngebung,” terang salah satu penggiat budaya Desa Ngebung, Wakimin, Minggu (27/11/2022).

Hal tersebut disuguhkan dalam rangka menggali potensi dengan menghadirkan kearifan tradisi lokal yang sudah mulai pudar. Sebelum acara digelar, warga setempat sempat menggelar acara syukuran atau bancakan bersama di Punden Mbah Anti secara gotong royong.

Baca Juga: Intip Kemeriahan Gejog Lesung di Festival Budaya Krajan Keker Sangiran Sragen

“Pada Sabtu malam ditampilkan pergelaran wayang purba yang menceritakan tentang penemuan alat serpih batu yang digunakan oleh manusia purba, yang saat ini sudah diabadikan dengan Monumen Triangulasi. Cerita tersebut lalu kami angkat menjadi cerita wayang purba yang ditampikan oleh tiga orang,” lanjut Wakimin.

wayanh purba
Suasana acara Nguri-Nguri Punden Mbah Anti Gelar Wayang Purba Ngebung Ngremboko di Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, pada Sabtu-Minggu (26-27/11/2022). (Istimewa/Wakimin)w

Pegelaran wayang purba tersebut diiringi dengan musik dari seruling, bass, dan kalimba.  Antusiasme warga menonton acara tersebut sangat luar biasa karena penasaran dengan wayang purba. Selain banyak menampilan seni tradisional seperti gejog lesung, acara tersebut juga dimeriahkan dengan penyajian beragam kuliner tradisional.

“Kami tinggal di wilayah Situs Sangiran yang notabene menjadi tempat peradaban manusia pertama. Kami berharap wayang purba ini menjadi ikon masyarakat Desa Ngebung. Selain itu juga dapat membawa edukasi melalui wayang purba ini,” tambahnya.

Baca Juga: Mitos Dayang Cantik Berubah jadi Belut Putih Penjaga Sumur di Ngebung Sragen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya