SOLOPOS.COM - Seorang warga melakukan tes kesehatan paru-paru dengan alat smoker test pada kegiatan cek kesehatan gratis memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia, di Semarang, Jateng, Minggu (19/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Dinas Kesehatan Kota Jogja mengandeng sejumlah organisasi perangkat daerah dan elemen masyarakat untuk mewaspadai resiko penularan penyakit tuberkulosis (TB)

Harianjogja.com, JOGJA-Dinas Kesehatan Kota Jogja mengandeng sejumlah organisasi perangkat daerah dan elemen masyarakat untuk mewaspadai resiko penularan penyakit tuberkulosis (TB). Penyakit tersebut tidak hanya menular pada orang dewasa, namun anak-anak pun rentan tertular.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Fita Yulia Kisworini mengatakan warga Jogja yang terkena tuberkulosis terus meningkat, bahkan beberapa di antaranya sudah masuk penderita TB yang kebal obat. Ia mencatat pada 2016 lalu ditemukan sebanyak 1.006 kasus TB, dengan 400 orang di antaranya warga Jogja.

Kemudian pada 2017 ditemukan 943 kasus TB dengan 550 orang di antaranya adalah warga Jogja. Sebanyak 27 penderita di antaranya adalah penderita kebal obat.

“Kalau yang kebal obat menular, maka yang tertular bisa kebal obat, dan proses penyembuhannya pun lebih sulit,” kata Fita disela-sela peluncuran rencana aksi daerah (RAD) penanggulangan Tuberkulosis di Jogja, di Balai Kota Jogja, Rabu (28/2/2018).

Fita mengatakan penderita tuberkulosis juga rentan menular pada anak terutama jika di lingkungannya terdapat penderita TB orang dewasa yang tidak terdeteksi sehingga tidak pernah berobat.

Menurut dia, beberapa gejala TB pada anak bisa diketahui jika selama tiga bulan anak tidak mengalami peningkatan berat badan, nafsu makan berkurang, dan berkeringat pada malam hari.

“Masyarakat sering menyebutnya gejala itu dengan flek. Maka harus segera dibawa ke didiagnosis untuk mengetahui benar-benar terkena TB atau tidak,” ujar Fita.

Karena itu, ia meminta semua pihak termasuk para para orang tua, pendidik dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), taman kanak-kanak untuk memantau pertumbuhan anak-anak dan mengetahui tanda-tanda penularan tuberkulosis.

Wali Kota Jogja, Haryadi Suyuti mengatakan temuan penderita TB perlu terus ditingkatkan agar pengobatan bisa maksimal. Ia juga meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan banyaknya temuan TB, “Itu artinya akan banyak penderita TB yang terobati,” kata Haryadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya