SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p lang="id-ID"><strong>Solopos.com, SOLO &ndash;</strong> Kanker tulang adalah salah satu jenis penyakit mematikan yang cukup langka. Dari sekian banyak kasus, prosentase kanker tulang hanya sekitar 0,2 persen. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tapi yang cukup ganas paling banyak menyerang anak-anak hingga remaja dengan rentang usia 10-20 tahun.</p><p lang="id-ID">Kanker merupakan penyakit mematikan yang disebabkan berbagai faktor. Jadi, perlu penanganan khusus untuk mengetahui penyebab seseorang menderita kanker. Tapi, yang paling sering terjadi kanker disebabkan oleh mutasi gen.</p><p lang="id-ID">"Berbicara soal kanker itu multifaktor. Tapi, paling sering karena genetik. Bukan berarti keturunan, tapi mutasi gen," kata dokter spesialis bedah orthopedi <a title="Health Talk RS Indriati Solo Bahas Stroke" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180405/490/908034/health-talk-rs-indriati-solo-bahas-stroke">Rumah Sakit Indriati</a> Solo Baru, Rhyan Darma Saputra, 36, kepada <em>Solopos.com</em>, Jumat (11/5/2018).</p><p lang="id-ID">Dia menerangkan salah satu jenis kanker tulang yang paling sering menyerang adalah osteosarkoma dan ewing sarkoma. Osteosarkoma merupakan kanker yang menyerang jaringan tulang besar, sedangkan ewing sarkoma menyerang jaringan lunak pada tulang.</p><p lang="id-ID">Gejala awal seseorang yang menderita kanker tulang adalah sering merasa nyeri saat beristirahat di malam hari, muncul benjolan, serta berat badan menurun meski nafsu makan tetap normal.</p><p lang="id-ID"><img src="http://img.bisnis.com/uploads/images/1_5afd3593c29ca.jpg" alt="" /></p><p lang="id-ID">Sayangnya, berbagai gejala itu biasanya diabaikan begitu saja oleh para orang tua. Kebanyakan orang tua berpikir jika hal itu adalah tanda seorang anak kelelahan. Padahal, jika tidak segera diatasi akan timbul masalah lebih serius.</p><p lang="id-ID">"Anak-anak kan suka bermain. Nah, kalau mengeluh nyeri di malam hari saat beristirahat perlu diwaspadai. Apalagi kalau berat tubuhnya menurun padahal nafsu makan normal. Itu bisa jadi tanda kanker tulang. Ditambah benjolan yang mencurigakan patut dicurigai dan segera diperiksakan. Bukan ke tukang urut ya, tapi ke dokter agar diketahui jelas apa masalahnya," sambung dokter Rhyan yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur.</p><p lang="id-ID"><img src="http://img.bisnis.com/uploads/images/2_5afd35de99695.jpg" alt="" /></p><p lang="id-ID">Dokter Rhyan Darma Saputra yang mengikuti <em>fellowship</em> di University of Science Malaysia mengatakan bahwa <a title="RS Indriati Gelar Seminar Metode Terapi Bedah Kanker Payudara" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180502/489/913827/rs-indriati-gelar-seminar-metode-terapi-bedah-kanker-payudara">kanker </a>&nbsp;tulang bisa berkembang paling cepat selama tiga bulan. "Awalnya bisa saja nyeri, kemudian muncul benjolan. Dan kalau sudah parah tulang akan patah. Sebab, sel kanker itu menggerogoti tulang dan membuatnya rapuh," terang dia.</p><p lang="id-ID">Meski demikian, kini sudah ada beragam metode pengobatan untuk mendeteksi dan menyembuhkan kanker. Langkah awal biasanya dokter melakukan pemeriksaan MRI yang menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh.</p><p lang="id-ID">Jika memang si pasien benar-benar menderita kanker, maka dokter akan memilihkan metode pengobatan yang tepat, mulai dari injeksi, radioterapi, kemoterapi, maupun operasi bedah. Semua metode pengobatan mutakhir itu ada di layanan klinik bedah Rumah Sakit Indriati Solo Baru.</p><p lang="id-ID">"Untuk menunjang diagnosa akurat Kanker Tulang, RS Indriati memiliki fasilitas Radiologi Muskuloskeletal lengkap, seperti : MRI, Rontgen/BMD dan CT scan Awalnya pasien akan menjalani pemeriksaan lengkap mulai dari MRI, biopsi, sampai CT scan untuk memastikan keberadaan kanker. Selanjutnya tim dokter berdiskusi untuk melakukan penanganan terbaik. Metode pengobatannya bisa melalui injeksi, radioterapi, kemoterapi, atau operasi bedah. Peluang kesembuhan seorang penderita kanker osteosarkoma sebesar 70-80 persen, sementara ewing sarkoma sekitar 40-50 persen," lanjut Rhyan Darma Saputra.</p><p lang="id-ID">Mengingat bahaya <a title="Kanker Payudara, Jangan Tunggu Stadium 4 Baru Berobat" href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180429/485/913356/kanker-payudara-jangan-tunggu-stadium-4-baru-berobat">kanker </a>&nbsp;tulang yang mematikan, Rhyan Darma Saputra menyarankan kepada masyarakat untuk melakukan pemeriksaan terhadap anak sejak dini. Dia mengimbau para wanita hamil untuk menjauhi semua hal yang bersifat karsinogenik untuk menjaga tumbuh kembang janin.</p><p lang="id-ID">"Upaya pencegahan kanker tulang bisa dilakukan sejak seorang wanita hamil, yakni dengan menghindari berbagai hal yang bersifat karsinogenik, seperti polusi, radiasi, makanan berpengawet dan pemanis. Jika bayi telah lahir, segera lakukan <em>screening</em> untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada di dalam tubuh," tutup dia.</p>

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya