SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak bermain di rumah. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Pernah menemui kondisi alat kelamin anak laki-laki yang tidak biasa, seperti ujung saluran kencing tidak berada di ujung kepala penis? Bisa jadi anak tersebut mengalami hipospadia.

Dokter Spesialis Urologi dan Konsultan Urologi Anak Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Fajar Sudarsono, menjelaskan hipospadia termasuk jenis kelainan bawaan pada anak laki-laki. Dimana pada anak dengan hipospadia, lubang kencingnya tidak berada pada ujung penis.

Hal tersebut dia sampaikan dalam acara Health Talk yang disiarkan di Youtube RS JIH Solo pada 13 Mei 2022 lalu dengan tema Mengenal Fakta dan Penanganan Hipospadia.

Menurutnya hipospadia merupakan jenis kelainan yang harus mendapat perhatian. Sebab kondisi ini jika tidak mendapatkan penanganan sedini mungkin akan berdampak pada masa depan anak, terlebih jika sudah menginjak dewasa.

Dia menjelaskan Hipospadia bisa terjadi dengan beragam kondisi. Ada yang sifatnya ringan, maksudnya meski ujung saluran kencing tidak berada pada lokasi yang semestinya namun masih di lingkup kepala penis.

Baca Juga: One Stop Dental Care Rumah Sakit JIH Solo, Atasi Tuntas Masalah Gigi

Dokter Spesialis Urologi dan Konsultan Urologi Anak Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Fajar Sudarsono. (Tangkapan layar Youtube)
Dokter Spesialis Urologi dan Konsultan Urologi Anak Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Fajar Sudarsono. (Tangkapan layar Youtube)

Namun ada pula yang ujung saluran kencing itu bergeser ke batang penis, bahkan yang kondisi berat bisa sampai pangkal penis, di sekitar kantong kemaluan hingga mendekati anus. Bahkan dari kasus yang pernah ditemuinya, ada kondisi yang hingga menyebabkan penis memiliki posisi melengkung.

“Saya dapat kasus, posisi penis melengkung [hingga ujungnya mendekati pangkal penis]. Kemudian saluran kencingnya dari bawah atau pangkal kemaluan langsung ke ujung penis [tanpa melalui batang penis], seperti mengambil jalur pintas. Jika kondisinya seperti itu secara fungsional akan menghambat, terlebih ketika anak tersebut sudah dewasa dan menikah, akan kelusitan mendapatkan keturunan karena fungsional penisnya yang terkendala,” kata dia.

Selain dari segi fungsional, jika kondisi tersebut tidak segera ditangani, akan berdampak pada psikologis anak. Terlebih jika anak sudah menginjak usia sekolah. Untuk itu orang tua juga harus memperhatikan kondisi anak saat masih bayi.

Dia menjelaskan, jika di tengah masyarakat mungkin ada yang pernah mendapati anak yang baru lahir namun kondisi kulit ujung penisnya tidak menutup sempurna, jika perlu dipertanyakan.

“Sepintas seperti sudah sunat, jadi orang berpikir wah baru lahir sudah sunat, tidak perlu sunat nantinya. Padahal itu harusnya perlu dipertanyakan,” jelas dia.

Baca Juga: Dukung Wisata Kesehatan, RS JIH Solo Tawarkan Berbagai Layanan

Selain lubang saluran kencing yang tidak berada di tempat semestinya, kemudian ada penis yang sampai melengkung, ternyata hipospadia juga dapat muncul dengan ciri kulit ujung penis pada anak yang belum disunat, tidak menutup sempurna.

Biasanya kulit itu menutup pada kepala penis secara keseluruhan. Namun karena kelainan, ada yang sedikit terbuka pada bagian bawah kepala penis, sehingga seperti sudah dalam kondisi disunat.

Kondisi lain dari hipospadia adalah pada kondisi yang sangat berat, kadang bisa menyulitkan ungtuk membedakan jenis kelamin anak tersebut. Sebab kelainannya sampai merubah bentuk kelamin.

“Bahkan bisa disertai kelainan buah zakarnya yang tidak turun, sehingga tidak terlihat di kantong kemaluan. Kemudian penis juga tertanam di dalam sehingga bingung membedakan itu anak laki-laki atau perempuan,” kata dia.

Rekomendasi
Berita Lainnya