SOLOPOS.COM - Perhatikan kandungan di hand sanitizer. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO--Pemakaian hand sanitizer di masa pandemi Covid-19 bukan merupakan hal baru tapi sebaiknya perhatikan apa sajakah kandungan yang ada di dalamnya. Sebab ada zat tertentu yang justru bisa membahayakan kesehatan.

Belum lama ini Singapore's Health Science Authority (HSA) telah menarik beberapa merek hand sanitizer yang beredar di pasaran. Penarikan ini dilatarbelakangi oleh kandungan asetaldehida dan metanol di dalamnya.

Promosi BRInita Sukses Jadikan Padjajaran Bandung Jadi Percontohan Urban Farming

Kandungan tersebut di dalam dianggap dapat membahayakan kesehatan. Apa bahaya metanol dan asetaldehida di dalam hand sanitizer? Simak ulasannya di tips kesehatan kali ini.

Baca Juga: Begini Tata Cara Isolasi Mandiri untuk Anak Positif Covid-19

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Food and Drug Administration (FDA), AS, bahan metanol atau metil alkohol bukanlah bahan yang direkomendasikan untuk hand sanitizer karena efek toksiknya. Berikut ini bahaya kandungan metanol seperti mengutip laman Klikdokter.com, Jumat (11/6/2021):

1. Gangguan pada kulit

Metanol disebut juga alkohol kayu (wood alcohol). Zat ini bisa menjadi racun ketika diserap melalui kulit atau tertelan. Meski jarang terjadi, risiko keracunan metanol yang lewat kulit tetap ada.

Dilansir dari Healthline, Ketua Dermatologi di Rumah Sakit Huntington di Pasadena, California, Michael Dannenberg, menyampaikan kandungan metanol di produk hand sanitizer dapat membuat kulit dehidrasi dan kering.

Tidak hanya itu, ia menyebutkan metanol dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan dermatitis pada daerah yang terkena. Orang yang memiliki penyakit dermatitis kulit dan anak kecil bisa lebih berisiko mengalami efek toksiknya.

2. Keracunan akibat terhirup

Keracunan metanol dapat terjadi dari penyerapan melalui paru-paru, yaitu akibat menghirup asap metanol.

Gejala keracunan metanol antara lain mual, muntah, pusing, sakit kepala, kelemahan, gangguan penglihatan, dan kehilangan kesadaran. Asap dari metanol juga mudah terbakar dan memiliki potensi bahaya.

Baca Juga: Mengenal Kuku Covid-19, Gejala Aneh Setelah Sembuh dari Corona

Melansir studi yang dipublikasikan Science Direct, asetaldehida (etanal) dihasilkan dari metabolisme etanol. Asetaldehida digunakan untuk memproduksi bahan kimia lain, termasuk asam asetat, disinfektan, obat-obatan, dan parfum.

Asetaldehida diklasifikasikan sebagai bahan yang sangat reaktif dan beracun. WHO menganggap asetaldehida sebagai racun Kelas 1 atau bahan berbahaya yang dapat menyebabkan kanker.

Menurut dokter Theresia Rina Yunita dari Klikdokter.com asetaldehida bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memengaruhi kesehatan. Hal ini bisa terjadi dengan cara terhirup, terminum, serta kontak dengan kulit ataupun mata.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya