SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan di musim kemarau. (Freepik)

Solopos.com, TEGAL — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng), menyebut ada sekitar 22 desa di lima kecamatan di wilayahnya yang berpotensi mengalami kekeringan panjang saat musim kemarau 2023. Kekeringan itu terjadi menyusul pasokan air di embung atau Waduk Cacaban telah berkurang.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tegal, Danang Wahyu Pribadi, membenarkan bila daerahnya bakal mengalami kemarau hingga 22 dasarian atau 220 hari. Berdasarkan hasil pemetaanya, lima kecamatan yang perlu waspada terhadap bencana kekeringan itu antara lain Warureja, Jatinegara, Kedungbanteng, Balapulang, dan Suradadi.

Promosi Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat tapi Prospektif

“Prakiraan potensi kering, untuk Maret sampai April ini masih La Nina normal. Kemungkinan, El Nino mulai Juni,” kata Danang kepada Solopos.com, Senin (27/3/2023).

Mengantisipasi ancaman El Nino tersebut, BPBD Tegal telah menyiapkan sejumlah skema dan menggencarkan edukasi kepada masyarakat. Skema itu mulai dari menyiapkan sumur resapan, ketersediaan atau pemantauan air, hingga penampungan air hujan.

“Kami melalui KIE [komunikasi informasi dan edukasi] kepada masyarakat, melakukan sosialisasi agar panen air, menggunakam tandon, atau sumur ritensi, dan semua itu sudah dilakukan. Namun, ini ada kendala di Warurejo, program Pamsimas [program pembinaan air kepada masyarakat] kesulitan, karena sudah berkali-kali menitik air, tapi enggak keluar airnya,” ungkapnya.

Sedangkan dari segi pertanian, BPBD Tegal saat ini tengah berkordinasi dengan Balai Pusdataru (PSDA) Pemali-Comal. Kordonasi tersebut, untuk memastikan jika ketersediaan air di Waduk Cacaban bisa mencukupi saat musim kemarau tiba.

“Untuk ancaman puso, kami sudah kordinasi dengan PSDA Pemali-Comal. Semoga saja air di waduk [Cacaban] bisa mencukupi. Terus terkait embung, sudah enggak wewenang kabupaten, kami hanya bisa monitoring. Harapanya semoga suplai air bisa lancar ke kita [Tegal],” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, BPBD Jateng mengatakan kemarau di Jateng paling tinggi mencapai 22 dasarian atau 220 hari. Sedangkan paling rendah, yakni hanya 10 dasarian atau 100 hari. Kabupaten Tegal pun berada di zona merah atau di angka 22 dasarian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya