SOLOPOS.COM - Ilustrasi leptospirosis. (Kemenkes)

Solopos.com, WONOSARI — Dinas Kesehatan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mencatat sudah ada enam kasus leptospirosis yang terjadi di wilayahnya sepanjang 2022. Dari enam kasus leptospirosis itu, dua orang warga Gunungkidul dilaporkan meninggal dunia.

Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul, Abdul Azis, mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi tentang bahaya penyakit yang umumnya disebabkan kencing tikus.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Dia mengatakan kasus paling banyak terjadi di Januari dengan empat warga terjangkit. Pada Februari dan Maret masing-masing terdapat satu kasus.

Baca juga: Mudah, Cukup Lakukan Ini Untuk Cegah Tertular Leptospirosis

“Kasus terakhir terjadi di wilayah Kapanewon Nglipar. Pasien terus diawasi karena sedang menjalani perawatan dan cuci darah,” katanya, Kamis (24/3/2022).

Azis mengatakan sudah ada dua warga di Gunungkidul yang meninggal dunia karena leptospirosis. Dia pun meminta kepada masyarakat, khususnya yang bekerja di sektor pertanian, lebih waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di sawah.

“Segera periksa apabila merasa demam, badan pegal-pegal di persendian. Apalagi memiliki luka terbuka di bagian luar sehingga harus diperiksa untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan,” katanya.

Menurut dia, upaya pencegahan persebaran penyakit leptospirosis dapat dilakukan dengan sejumlah cara. Pertama, menutup rapat tempat makan dan menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat mencuci. Langkah kedua, selalu mewaspadai daerah yang banyak tikus. Salah satunya di area persawahan.

“Kalau kasusnya terus naik turun. Tapi, paling banyak di 2017 lalu ada 64 kasus dan 16 orang meninggal dunia karena leptospirosis,” katanya.

Baca juga: Asyik! Tempat Wisata di Gunungkidul Tetap Buka saat Tradisi Padusan

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, mengatakan ancaman leptospriosis muncul di sektor pertanian. Hal ini tidak lepas dari keberadaan tikus-tikus di sawah dan ladang.

Ia pun berharap kepada para petani selalu waspada dan berhati-hati. Petani diimbau menggunakan alas kaki atau sarung tangan saat beraktivitas di sawah.

“Berbagai upaya terus kami lakukan karena hama tikus juga bisa menganggu produktivitas pertanian di Gunungkidul,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya