SOLOPOS.COM - Ilustrasi aksi sosialisasi tentang bahaya penyakit tuberculosis (TBC) (JIBI/Solopos/Dok.)

Penderita TB MDR DIY Terus Meningkat.

Harianjogja.com, JOGJA— Penderita Multi Drug Resistan Tuberculosis (MDR-TB) atau TB MDR di DIY setiap tahunnya terus meningkat. Walau angkanya tidak pesat, namun seseorang dengan penyakit ini akan mengalami kerugian besar karena biaya pengobatan semakin mahal serta waktu yang dibutuhkan untuk sembuh lebih lama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

TB MDR adalah TB reguler biasa yang sudah kebal terhadap obat. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY mencatat, orang yang mengidap TB MDR selalu meningkat sejak 2012. Pada tahun itu, ada delapan orang yang terjangkit, lalu pada 2013 naik ke angka 16, naik lagi tahun berikutnya jadi 19 kasus. Pada 2015 penderitanya meningkat menjadi 23 kasus dan terakhir 2016 terdapat 26 orang dengan TB MDR.

Kepala Dinkes DIY Pembayun Setyaningastutie mengatakan, meningkatnya pederita TB MDR disebabkan karena pasien TB tidak melakukan pengobatan secara tuntas. Selain itu, pasien tidak melakukan pengobatan secara teratur dan tertib, “Kalau enggak tertib akhirnya pengobatan TB jadi tidak baik dan akhirnya menjadi resistan [kebal] obat,” kata dia Senin (9/10/2017).

Seseorang yang telah menderita TB MDR, lanjut Pembayun, akan mengalami berbagai kerugian karena obat yang harus dibeli harus yang lebih paten dan itu harganya lebih mahal dari obat pada umumnya. Tak hanya itu, pasien juga akan butuh waktu lebih lama untuk sembuh.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes DIY, Setyarini Hestu Lestari. Menurutnya, seorang penderita TB MDR membutuhkan waktu untuk sembuh sekitar 20 sampai 24 bulan. Itupun jika pasien meminum obat secara teratur. Waktu ini tentu Jauh lebih lama dari penyembuhan TB reguler yang hanya butuh waktu enam sampai delapan bulan.

Sebagai langkah penanggulangan, kata Rini, sapaan akrabnya, Dinkes DIY telah berusaha melakukan deteksi dini penderita TB MDR untuk mengurangi penularan.
Deteksi dini tersebut menggunakan pemeriksaan Test Cepat Molekuler (TCM).
“Dengan TCM akan mempercepat diagnosa. Semakin cepat terdiagnosa maka akan semakin cepat untuk diobati,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya