SOLOPOS.COM - Ilustrasi asal usul Corona (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA-Pandemi baru bisa saja muncul sehingga menjadikan Covid-19 bukanlah wabah terakhir yang harus diwaspadai. Untuk itu kita semua harus mewaspadai kemunculan wabah lainnya.

Para ahli menyebut pandemi baru ini bisa saja muncul karena sejumlah penyebab. Apa sajakah penyebab munculnya pandemi baru? Simak ulasannya di tips kesehatan kali ini.

Promosi Kisah Agen Mitra UMi di Karawang: Penghasilan Bertambah dan Bantu Ekonomi Warga

Studi baru mengklaim produksi massal minyak sawit, yang 50 persen bahannya ditemukan di rumah bisa berisiko membawa kondisi dunia ke pandemi baru. Hal ini dikaitkan dengan penggundulan hutan yang terus berlangsung di sejumlah wilayah.

Baca Juga:  Ingin Hidup Bebas Depresi? Lakukan Ini

Para peneliti menyebut wabah penyakit zoonosis akan lebih mungkin muncul dan menjadi pandemi seperti Corona saat hunian hutan semakin menipis. Studi yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Veterinary Science menetapkan hubungan yang jelas antara pandemi dan penggundulan hutan, di mana petak besar pohon ditebang sehingga lahan dapat digunakan untuk tujuan lain.

Adalah deforestasi, yang disebut bencana bagi hewan saat mereka harus melarikan diri dari habitat aslinya. Hal ini memaksa mereka untuk tinggal lebih dekat dengan tempat tinggal manusia karena hutan semakin menipis.

Inilah yang kemudian mendorong penyebaran penyakit zoonosis dari hewan ke manusia, seperti penularan Corona yang diyakini terjadi dari kelelawar melalui inang perantara lainnya ke manusia, hingga wabah Covid-19 mulai merebak di akhir tahun 2019.

Baca Juga: Para Idol K-Pop Ini Punya Kebiasaan Makan yang Aneh, Siapa Saja?

Menurut studi tersebut, salah satu penyebab utama deforestasi adalah diperolehnya minyak sawit yang ditemukan di pohon kelapa sawit. Minyak ini digunakan untuk memproduksi sejumlah besar barang termasuk kosmetik, produk pembersih hingga selai kacang.

Studi baru, yang pertama meneliti hubungan sebab-akibat dalam skala global, menunjukkan deforestasi akibat perkebunan kelapa sawit meningkatkan kemungkinan penularan penyakit zoonosis karena menghancurkan habitat hewan seperti kelelawar yang dikenal sebagai pembawa penyakit baru.

Baca Juga: Album Kelima IU Disambut Positif, Tagar Lilac Trending di Twitter

“Kami belum mengetahui mekanisme ekologi yang tepat, tetapi kami berhipotesis bahwa perkebunan, seperti kelapa sawit, berkembang dengan mengorbankan kawasan hutan alami, dan reboisasi sebagian besar merupakan hutan monospesifik yang dilakukan dengan mengorbankan padang rumput,” jelas penulis utama studi baru, Kata Serge Morand, seperti dikutip dari detikcom, Sabtu (27/3/2021).

“Kedua perubahan penggunaan lahan ini ditandai dengan hilangnya keanekaragaman hayati dan habitat yang disederhanakan ini mendukung reservoir hewan dan vektor penyakit,” lanjutnya.

Studi juga menemukan data dari 47 negara soal adanya peningkatan wabah penyakit zoonosis di 27 negara akibat penggundulan hutan. Maka dari itu, peneliti memperingatkan untuk bertindak cepat untuk mencegah munculnya pandemi baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya