SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona pemicu Covid-19. (Antara-Dok.)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Status tingkat risiko Covid-19 Kabupaten Sukoharjo naik dari tingkat risiko sedang atau zona oranye menjadi tingkat risiko tinggi atau zona merah pada pekan ini.

Hal ini menyusul tingginya angka kematian pasien positif Covid-19 Kabupaten Jamu. Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan ada beberapa indikator zona risiko yakni epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu indikator epidemiologi yakni angka kematian dan penambahan pasien positif. Angka kematian pasien positif Sukoharjo melebihi standar World Health Organisation (WHO) yakni maksimal lima persen.

Muncul 3 Klaster Baru, Solo Tambah 32 Kasus Positif Covid-19 Dalam Sehari

"Jumlah total pasien positif yang meninggal dunia per 16 Oktober sebanyak 41 orang. Ada sejumlah kecamatan dengan angka kematian pasien positif lebih dari lima persen sesuai standar WHO. Ini salah satu faktor dominan naiknya status risiko Covid-19 Sukoharjo dari zona orange menjadi zona merah," katanya kepada Solopos.com melalui telepon, Jumat (16/10/2020).

Yunia menyebut daerah dengan angka kematian tinggi yakni Kartasura, Gatak, Polokarto, Nguter, Sukoharjo, Bendosari, dan Baki. Seluruh pasien positif yang meninggal dunia merupakan pasien dengan gejala.

Sebagian besar memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Gugus tugas bakal berkoordinasi dengan delapan rumah sakit rujukan Covid-19 Sukoharjo.

Ada 2 Anak Balita, Ini Perincian 32 Kasus Baru Positif Covid-19 Solo

Klaster Keluarga

Para pasien positif dengan gejala bakal menjalani terapi pengobatan pada rumah sakit rujukan. Langkah ini untuk menekan angka kematian pasien positif sekaligus menurunkan risiko Covid-19 Sukoharjo.

"Kami juga akan mengoptimalkan berbagai program pencegahan Covid-19 seperti Jogo Tonggo pada setiap desa. Penambahan pasien positif terbanyak selama sepekan terakhir dari klaster keluarga. Rata-rata jumlah pasien positif dalam satu keluarga lebih dari lima orang. Bahkan ada 13 orang pasien positif dalam satu keluarga," ujarnya.

Langkah lainnya, lanjut Yunia, gugus tugas bakal memperkuat uji swab dengan metode PCR atau polymerase chain reaction dengan membuka layanan uji swab pada puskesmas setiap kecamatan.

Tabrak Truk Di Jalan Solo-Purwodadi, Sopir Ambulans Patah Tulang Paha

Hal ini bagian dari penguatan jaringan laboratorium setiap daerah guna mempercepat pengetesan spesimen. Jumlah pasien positif Covid-19 per 16 Oktober sebanyak 839 orang.

Perinciannya, jumlah pasien positif dengan gejala sebanyak 316 orang dan tanpa gejala sebanyak 523 orang. "Pekan lalu, jumlah spesimen yang diperiksa lebih dari 1.000 orang per pekan. Salah satu upaya gugus tugas untuk memutus mata rantai penularan Covid-19," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya