SOLOPOS.COM - Ilustrasi melawan persebaran virus Covid-19 varian Omicron. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Pulmonolog atau ahli paru Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dr Reviono, dr SpP(K), memprediksi puncak gelombang Covid-19 varian Omicron akan terjadi pada awal Maret mendatang.

Hal itu mengacu pada puncak varian Omicron di sejumlah negara seperti India dan Singapura yang terjadi pada dua hingga tiga bulan setelah persebaran pertama. Persebaran awal di Jakarta terdeteksi sejak Desember 2021.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan data tersebut, dua hingga tiga bulan setelahnya berarti terjadi pada akhir Februari hingga awal Maret. Reviono mengatakan di Indonesia pengendalian Covid-19 tidak kalah dibanding Eropa.

Baca Juga: Awas Omicron! Kasus Positif Covid-19 Aktif Solo Naik Jadi 119 Orang

“Di Eropa pilihannya hanya lockdown atau tidak. Kalau Indonesia punya empat pilihan, ada PPKM hingga level empat. Kesehatan terkendali, ekonomi terkendali,” kata Reviono kepada wartawan, Rabu (2/2/2022).

Reviono menambahkan gejala klinis varian Omicron yang persebarannya diperkirakan mencapai puncak pada Maret itu terbukti lebih ringan dibandingkan varian Delta. Gejala yang paling khas yakni nyeri tenggorokan.

Kendati demikian, harus tetap waspada apalagi kepada para pasien dengan risiko tinggi (risti) yang memiliki komorbid. Sejumlah data menunjukkan mereka yang meninggal adalah yang memiliki komorbid.

Baca Juga: Spesialis Patologi UNS Solo: 90% Virus Beredar Saat Ini Varian Omicron

“Tetap edukasi terus menerus, menjaga protokol kesehatan. Jakarta kan sudah mulai ada transmisi lokal. Penularan awalnya ya dari perjalanan luar negeri,” terangnya.

Daya Tular Tinggi

Solo, kata Reviono, besar kemungkinan sudah ada yang terkena varian Omicon. Hanya belum terdeteksi karena belum masuk ke rumah sakit. Apalagi Omicron memiliki daya tular yang cukup tinggi. Menurutnya hampir susah menahan Omicron untuk tidak masuk ke Solo.

“Hampir enggak mungkin Solo tidak terimbas dari Jakarta. Hanya sekarang jumlahnya berapa, itu yang bisa dikendalikan melalui tracing yang ketat. Jangan sampai kalau ketemu [pasien Omicron] lalu tidak di-tracing,” terang Dekan Fakultas Kedokteran UNS Solo tersebut.

Baca Juga: Waduh! Hasil Uji Sampel 3 Warga Solo Probable Omicron

Kendati demikian, Reviono, mengatakan saat ini pemerintah dan rumah sakit sudah lebih berpengalaman menghadapi gelombang Omicron yang diperkirakan mencapai puncak pada Maret mendatang. Ia meyakini para nakes dan pemerintah lebih siap.

Manager Humas RS Kasih Ibu Solo, Divan Fernandes, mengatakan antisipasi kasus Omicron mulai mereka lakukan. Semua fasilitas untuk layanan pasien Covid-19 telah disiagakan. Mulai dari tempat tidur, ventilator, hingga peralatan pendukung lain.

Begitu juga para tenaga medis baik dokter maupun karyawan. RS Kasih Ibu Solo juga masih menyediakan home care dan layanan telemedicine untuk pasien. Khususnya pasien isolasi mandiri (isoman) yang ada di rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya