SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Jakarta akan mengalami kekeringan ekstrem sekitar dua bulan lagi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kekeringan ekstrem Jakarta terjadi saat puncak musim kemarau, yakni pada Agustus-September.

Dikutip Kantor Berita Antara, periode kemarau tahun ini di Jakarta diprediksi lebih kering dengan puncaknya terjadi Agustus-September.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Masih sangat berpeluang ekstrem,” kata Kepala Staf Sub Bidang Analisis Informasi Iklim BMKG Pusat, Adi Ripaldi saat dihubungi Kantor Berita Antara, Jumat (5/7/2019).

BMKG telah memprakirakan awal musim untuk wilayah DKI Jakarta tahun ini mengalami keterlambatan dibanding rata-rata 30 tahunannya.

Biasanya awal musim kemarau dimulai April, tetapi tahun ini dimulai akhir Mei dan Juni. Keterlambatan ini terjadi karena pengaruh perubahan putar balik arah angin barat pada musim hujan dan angin timur pada musim kemarau.

Sementara itu, berdasarkan pemantauan hari tanpa hujan (HTH) sebagian besar wilayah DKI Jakarta telah mengalami kemarau dengan jumlah hari tanpa hujan antara 21 sampai 30 hari.

Berdasarkan pengukuran BMKG, HTH 21 sampai 30 hari tersebut masuk kriteria HTH panjang artinya sudah 21 sampai 30 hari tidak ada hujan.

BMKG juga mencatat wilayah Jakarta Utara berstatus siaga kekeringan, terdapat dua wilayah yang jumlah hari tanpa hujannya antara 31-60 hari atau kategori HTH sangat panjang.

“Hari tanpa hujan berdasarkan monitoring di wilayah sudah lebih 30-60 hari, yakni Rawa Badak dan Rorotan,” kata Ripaldi.

Ripaldi menyebutkan, wilayah DKI Jakarta pernah mengalami kemarau ekstrem pada tahun 2015. Kategori ekstrem terjadi apabila hujan tidak turun selama lebih dari 60 hari.

“Tahun 2015 lalu pernah 90 hari tanpa hujan,” kata Ripaldi.

BMKG akan terus memantau hari tanpa hujan di seluruh wilayah DKI Jakarta menggunakan alat penakar hujan yang tersebar di setiap kecamatan.

Total ada 6.607 alat penakar hujan yang berfungsi mengukur hujan setiap harinya di wilayah DKI Jakarta.

“Kita akan pantau sampai puncak musim kemarau (September) untuk memastikan ini kemarau ekstrem,” kata Ripaldi. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya