Solopos.com, MADIUN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun memetakan daerah rawan bencana. Kabupaten Madiun disebut rawan terhadap bencana angin kencang, banjir, dan tanah longsor.
Sekitar 2.400 personel dari berbagai unsur sukarelawan pun bersiap siaga menghadapi musim penghujan. Alat-alat untuk penanganan bencana juga telah disiapkan. Hal itu terungkap saat Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana di Lapangan Desa Banjarsari, Kabupaten Madiun, Rabu (18/12/2019).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Muhamad Zahrowi, mengatakan Kabupaten Madiun ini tergolong daerah rentan bencana. Setelah dilakukan pemetaan, bencana yang perlu diwaspadai saat musim penghujan yaitu angin kencang, banjir, dan tanah longsor.
Untuk wilayah yang ada di kaki Gunung Wilis seperti Dagangan, Kare, Gemarang rawan terhadap bencana longsor. Sedangkan di wilayah Saradan, Madiun, Pilangkenceng rawan terhadap bencana angin kencang.
"Bencana banjir yang menerjang 2019 lalu juga menjadi pelajaran. Supaya kami lebih waspada dan lebih mempersiapkan mitigasi bencana kepada masyarakat," jelasnya.
Rowi menuturkan untuk upaya mitigasi yang dilakukan setiap wilayah berbeda-beda. Tergantung potensi bencana yang terjadi di wilayah tersebut. Pada masa peralihan musim ini, tercatat ada beberapa kali bencana alam yang terjadi. Seperti angin kencang di Saradan, Balerejo, dan Kare.
"Untuk kejadian luar biasa tidak ada. Ada beberapa kejadian bencana. Tapi dampaknya tidak signifikan," kata dia.