SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksinasi rabies (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Penyakit rabies sering dikenal dengan istilah penyakit anjing gila. Namun sebenarnya tidak hanya anjing yang bisa menularkan virus penyebab penyakit tersebut.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS JIH Solo, dr. Ahmad Akbar, Sp.PD., dalam Health Talk RS JIH Solo, mengatakan penyakit rabies memang banyak dikenal sebagai penyakit yang penularannya melalui gigitan anjing. Meski sebenarnya penyakit tersebut juga dapat ditularkan melalui gigitan hewan lain yang terpapar virus tersebut.

“Bisa kelelawar, kucing, rakun dan gigitan binatang lainnya yang mengandung virus rabies tersebut,” jelas dia seperti dikutip Solopos.com, Selasa (25/7/2023).

Hal yang perlu diperhatikan, virus tersebut menyerang susunan syaraf pusat dan otak. Hal inilah yang menyebabkan angka kematiannya cukup tinggi jika tidak segera ditangani dengan baik.

Untuk gejala yang muncul ketika terkena virus tersebut awalnya seperti gejala yang muncul karena virus pada umumnya. Misalnya demam, sakit kepala, ada kesemutan dan sebagainya. Namun selanjutnya akan muncul gejala-gejala lain.

Gejala lanjutan yang muncul dibedakan menjadi dua tipe, yakni tipe yang agresif dan tipe yang paralitik. Pada tipe agresif, gejala yang muncul di antaranya seperti mudah marah-marah, halusinasi, linglung, ketakutan berlebih pada cahaya atau air, air liur banyak dan sebagainya. Sedangkan pada tipe paralitik, yakni lumpuh. Sebab virus tersebut menyerang syaraf pusat. Awalnya mengalami kelumpuhan pada bekas gigitan, kemudian menjalar ke bagian lain.

“Bahayanya jika sampai menyerang otot pernafasan. Ini yang menyebabkan angka kematiannya sangat tinggi,” lanjut dia.

Ada beberapa faktor risiko dari penyakit rabies yang harus diperhatikan. Di antaranya kondisi lingkungannya buruk, memiliki peliharaan yang tidak divaksin dengan benar, rumahnya dekat dengan keberadaan hewan yang hidup liar, hingga beberapa profesi yang berpotensi terpapar virus tersebut misalnya saja tenaga kesehatan yang bekerja di laboratorium untuk meneliti virus, atau pekerja kebun binatang. “Mereka ini harus divaksin,” kata dia.

 

Rekomendasi
Berita Lainnya