SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sudah tiga orang di Kota Jogja dipantau oleh Dinas Kesehatan Kota Jogja. Mereka adalah warga Pugeran, Mantrijeron, yang menderita gejala-gejala flu burung. Pasalnya, di saat hampir bersamaan, tiga ekor ayam milik mereka mati mendadak dalam waktu tiga hari berturut-turut sejak Selasa (24/1).

Hasil pengecekan menunjukkan, ayam-ayam mati tersebut negatif H5N1 alias tidak terjangkit virus mematikan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hingga saat ini Dinas Kesehatan mencatat belum ada temuan kasus flu burung di Kota Jogja. Temuan dan persebaran flu burung yang kemudian menular kepada manusia di Kota Jogja terakhir terjadi pada 2008.

Kasus kematian ayam secara mendadak juga terjadi di Bantul. Dalam tiga bulan terakhir, sudah ada sekitar 60 ayam buras mati mendadak di Kecamatan Sanden dan Srandakan. Di Sanden, hingga bulan ini diketahui masih ada kasus ayam buras mati mendadak.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat ini, Dispertahut Bantul terus memantau kondisi peternakan ayam di tiga desa dari dua kecamatan tersebut. Dari hasil pemeriksaan petugas Dispertahut 60 ayam yang mati mendadak itu tidak satupun dinyatakan akibat terserang wabah flu burung.

Kondisi ini cukup membuat tenang Kota Jogja dan sekitarnya di DIY. Di beberapa daerah, endemis flu burung sedang menjadi ancaman. Sukabumi, Jawa Barat misalnya, tujuh kecamatan endemis seiring cuaca ekstrim yang sangat berpotensi dalam meningkatkan penyakit unggas.

Di Bogor, kejadian 27 ayam mati mendadak membuat kota itu langsung mewaspadai flu burung. Kota itu memang punya sejarah penyerangan flu burung. Pada 2009, tercatat empat kasus H5N1, dua meninggal dan dua terduga terjangkit virus ini.

Kewaspadaan Masyarakat dan Dinas Kesehatan. Itulah yang dibutuhkan dalam mengantisipasi persebaran flu burung. Pencegahan endemis penyakit memang dibutuhkan kerja sama sinergi pemerintah dan masyarakat.

Di Kota Jogja, District Surveillance Officer (DSO) Dinas Kesehatan Kota Jogja sudah bergerak cepat. Dalam kasus adanya orang menderita gejala flu disertai kabar ayam mati mendadak, Dinkes cukup sigap. Pada kasus Pugeran misalnya, radius 100-200 meter dari lokasi ayam mati mendadak telah disemprot dengan disinfektan. Ini prosedur baku.

Di Bantul, Dispertahut telah menyediakan disinfektan dan vaksin ayam gratis bagi para peternak. Semua itu langkah yang cukup bagus.

Dengan semua langkah pemerintah itu, bukan berarti warga bisa meremehkan penyakit ini. Kewaspadaan masyarakat tetap diperlukan.

Kewaspadaan masyarakat bisa dilakukan dengan melaporkan sesegera mungkin jika ada ternak unggas yang mati mendadak, memberi vaksin flu burung pada unggas dan menjaga kebersihan kandang dengan memberi disinfektan.

Waspada pula jika mengalami influenza. Gejala flu burung mirip dengan flu biasa, yakni demam hingga lebih dari 38 derajat celcius, batuk, pilek, sesak napas. Jadi, bagi siapaun yang sering berinteraksi dengan unggas dan mengalami gejala flu, sebaiknya lebih waspada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya