SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen bersiap-siap menghadapi potensi bencana alam berupa banjir, tanah longsor, dan puting beliung yang biasa terjadi pada musim penghujan.

Berdasarkan hasil pemetaan potensi bencana, BPBD mencatat ada 65 desa rawan banjir, 14 desa rawan tanah longsor, dan 208 desa/kelurahan rawan puting beliung.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ketua Pelaksana BPBD Sragen, Sugeng Priyono, saat dihubungi Solopos.com di sela-sela kegiatan di Karanganyar, Senin (12/11/2018), menyampaikan potensi bencana tersebut didasarkan hasil pemetaan potensi bencana tim BPBD Sragen.

Dia mengatakan 65 desa yang rawan banjir itu berada di 14 kecamatan, sedangkan 14 desa rawan longsor berada di enam kecamatan, yakni Masaran, Plupuh, Sidoharjo, Sambirejo, Kalijambe, dan Sumberlawang.

“Selain potensi banjir dan tanah longsor, masih ada potensi bencana puting beliung. Pemetaan bencana puting beliung menyebar di 20 kecamatan. Bencana tersebut susah diprediksi sehingga untuk pemetaannya susah dilakukan,” ujarnya.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen, Giyanto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin siang, menyampaikan pemetaan puting beliung hanya bisa dilakukan dengan melihat kasus paling banyak dari tahun ke tahun.

Dari data di BPBD, kata dia, cakupan peristiwa puting beliung merata di 20 kecamatan. Dia menyampaikan tim BPBD yang dipimpin Kukuh Handono mulai memasang jalur evakuasi di Dukuh Sejeruk, Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Sragen, untuk persiapan bila terjadi tanah longsor.

Dia mengatakan Desa Musuk merupakan Desa Tanggap Bencana. “Artinya desa tersebut memiliki kesadaran secara mandiri bila terjadi bencana langsung melakukan tindakan cepat sembari menunggu tim BPBD datang. Selain di Musuk, Desa Tanggap Bencana di bawah binaan BPBD juga ada di Desa Tangkil Sragen Kota dan Desa Krikilan Kalijambe,” ujarnya.

Giyanto menjelaskan prediksi musim penghujan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dimulai awal November. Giyanto bersama tim BPBD sudah menyiapkan perlengkapan, sarana, dan prasarana untuk menghadapi potensi bencana.

“Persiapan personel, peralatan, dan armada sudah dilakukan. Beberapa peralatan yang rusak sudah diservis. Kendaraan juga sudah dikontrol dan diservis. Personel ada juga yang piket harian. Tinggal sosialisasi ke masyarakat yang juga segera dilakukan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya