SOLOPOS.COM - Air terjun Jumog yang terletak di Karanganyar (JIBI/Harian Jogja/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Disparpora Kabupaten Karanganyar memperingatkan pengelola tempat wisata agar juga melakukan mitigasi bencana. Di tengah situasi saat ini, dimana intensitas hujan meningkat, yang perlu diwaspadai bukan hanya penyebaran Covid-19. Namun juga potensi terjadinya bencana alam.

Hampir semua objek wisata di Karanganyar berbasis wisata alam. Kesiapan pengelola tempat wisata dalam melakukan mitigasi bencana akan bisa menekan jatuhnya korban. Terlebih akan memasuki masa liburan akhir tahun. Jumlah kunjungan diperkirakan melonjak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Oleh karena itu, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar mengingatkan pengelola tempat wisata agar siap menghadapi potensi bencana itu. Keselamatan pengunjunga menjadi tanggung jawab pengelola tempat wisata.

Mantul! Pemkab Karanganyar Terima BSPS 580 Unit di 2020

"Secara internal saya minta deteksi dini pendataan lingkungan. Bukan hanya mitigasi bencana alam tapi juga hal kecil lain. Seperti, lantai licin, pohon rawan tumbang, dan lain-lain yang berpotensi mengganggu kenyamanan pengunjung. Hal lain, potensi tanah longsor dan banjir bandang harus mulai dipelajari karakter itu," kata Kepala Disparpora Karanganyar, Titis Sri Jawoto, kepada Solopos.com, Jumat (4/12/2020).

Bahkan, Titis menyebut secara detail sejumlah wahana wisata maupun objek wisata yang harus waspada saat musim penghujan. Pengelola objek wisata air, seperti tubbing dan air terjun harus peka dan memiliki pengetahuan tentang membaca tanda alam. Selain itu, Titis juga memberikan catatan tentang berkoordinasi dengan pihak lain yang berpengalaman.

"Dalam rangka perlindungan wisatawan secara umum dan khusus. Objek wisata, rumah makan, hotel, penginapan harus melakukan mitigasi bencana. Jika dinilai rawan maka pengamanan, antisipasi, kewaspadaan risiko bencana harus menjadi perhatian serius. Contoh Parang Ijo, Jumog, itu ada tebing maka harus ditandai," jelas dia.

Wana Wisata Sekipan Tawangmangu Tutup 2 Pekan, Awas Kecele!

Tanda Peringatan

Secara teknis, Titis meminta pengelola memasang rambu tertentu di lokasi rawan bencana alam, seperti tanah longsor, pohon rawan roboh, maupun banjir bandang. Harapannya, tanda tersebut dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat selama menikmati pemandangan alam di Kabupaten Karanganyar.

"Terutama tubbing ya. Waspada perubahan debit air. Di lokasi itu bisa saja panas, tetapi kalau di lokasi lain yang lebih tinggi itu hujan deras maka berbahaya. Tubbing yang memanfaatkan aliran air sungai. Tebing rawan longsor diberi tanda, jembatan besi agak keropos ya dilas. Kami ingatkan itu supaya pelaku usaha dan wisata waspada," ungkap dia.

Disparpora akan bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar berkaitan dengan mitigasi bencana.

Hujan Semalaman, Talut Depan Rumah Eks Perdes Wonokeling Karanganyar Longsor Timpa Kandang

Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto, menyampaikan pihaknya menggandeng sukarelawan di setiap wilayah untuk melakukan mitigasi bencana. "Kami ada jejaring di setiap wilayah. Kami meminta dukungan mereka untuk membantu mitigasi bencana. Tetapi kami siap berkoordinasi dengan instansi lain terkait," ujar Sundoro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya