SOLOPOS.COM - Ilustrasi tsunami. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa ada potensi tsunami hingga ketinggian 8 meter di Cilegon, Banten.

Hal ini diungkapnya saat menggelar rapat kerja bersama Komisi V DPR, BMKG hingga Kemenhub untuk membahas persiapan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Zona rawan tsunami di Cilegon, Banten, itu juga tempat wisata di Selat Sunda dapat berpotensi. Skenario terburuk mengalami tsunami dengan ketinggian hingga 8 meter,” kata Dwikorita di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (1/12/2021).

Baca juga: Catat! Objek wisata Kawasan Gunung Rinjani Tutup Sampai Maret 2022

Ekspedisi Mudik 2024

Namun, dia tidak membeberkan kapan potensi tsunami dapat terjadi. Dia hanya memaparkan zona rawan tsunami.

Selain itu, Dwikorita juga memaparkan proyeksi cuaca saat Nataru. Ia menyebut hampir wilayah Indonesia akan mengalami hujan lebat.

Pada sebelum Natal atau 18-24 Desember 2021, hampir di seluruh wilayah Sumatera dan Jawa akan berpotensi hujan lebat. Begitu juga Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

“Potensi cuaca satu minggu sebelum Natal, di sini terlihat potensi cuaca gambar yang menunjukkan awan hitam itu adalah hujan lebat tampaknya. Hampir seluruh provinsi di Sumatera, kecuali Sumsel, dan di Jawa kecuali DKI akan mengalami hujan lebat, bahkan sampai NTT. Ini hujannya lebat dan intensitas sedang,” ujarnya.

Baca juga: Waspada Tsunami di Selatan Jawa, Ini Langkah Mitigasi

Sementara, pada 25 Desember 2021-1 Januari 2022, ia menyebut potensi hujan sedang-lebat akan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.

“Berikutnya 25 Desember-1 Januari, tampaknya hampir seluruh provinsi di Indonesia itu mengalami hujan lebat. Baik Sumatera, Kalimantan, Jawa, NTT, Papua, Sulawesi sebagian besar hujan lebat. Kecuali di Sulbar dan Maluku hujan sedang,” kata Dwikorita dikutip dari Liputan6.com.

Oleh karena itu, Dwikorita meminta masyarakat terus memperhatikan himbauan pemerintah dan pantauan cuaca.

“Untuk keselamatan, baik transportasi, keselamatan masyarakat. Karena dengan hujan lebat, potensi bencana, banjir, longsor, banjir bandang, gelombang tinggi, itu semakin meningkat,” pungkas dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya