SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk aedes aegypti. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN—Sebanyak lima anak meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD) hingga pekan kedua Desember 2021. Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten kembali mengingatkan warga untuk rutin menggelar pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Berdasarkan data yang dihimpun di Dinkes Klaten, ada 124 kasus DBD sepanjang 2021 hingga pekan ke 50 atau pekan kedua Desember. Dari jumlah itu, ada lima kasus kematian dan kali terakhir terjadi pada pekan lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebanyak lima orang yang meninggal dunia gegara DBD seluruhnya anak-anak dengan rentang usia empat tahun hingga 10 tahun. Sebanyak dua orang berasal dari Kecamatan Ceper, satu orang berasal dari Kecamatan Klaten Selatan, satu orang dari Kecamatan Kebonarum, serta satu orang dari Kecamatan Klaten Utara.

Baca Juga: Bupati Klaten Tegaskan Tak ada Penyekatan saat Nataru, Tapi…

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. Nyamuk itu pula yang membawa penyakit chikungunya yang belakangan merebak di beberapa wilayah di Klaten.

Anggit menjelaskan cara paling efektif untuk menangkal DBD maupun chikungunya yakni menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Terlebih saat ini sudah memasuki musim hujan dan potensi terdapat genangan-genangan air di sekiling permukiman yang bisa digunakan untuk perkembangbiakan jentik nyamuk lebih besar.

Tak hanya dilakukan satu atau dua orang, Anggit mengimbau PSN bisa digiatkan secara rutin dan serentak seluruh warga. “Chikungunya sangat dekat kerabatnya dengan DBD karena faktor pembawa sama-sama nyamuk. Kalau di sana ada kasus DBD atau chikungunya, pasti ada sarang nyamuk. Untuk mencegahnya mau tidak mau harus menggiatkan PSN dan dilakukan secara serentak,” kata Anggit saat ditemui di Dinkes Klaten, Kamis (23/12/2021).

Baca Juga: Alhamdulillah, 2 Pekan Beruntun Boyolali Zona Hijau Covid-19

Anggit menjelaskan kasus DBD menyebar di seluruh wilayah Klaten. Tak hanya terjadi di musim hujan, kasus DBD juga terjadi saat kemarau.

Kasi Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Dinkes Klaten, Wahyuning Nugraheni, juga menjelaskan cara paling efektif untuk mencegah penyakit DBD maupun chikungunya dengan menggiatkan PSN. Tak hanya sekali, Wahyuning berharap PSN bisa digiatkan secara rutin dan dilakukan seluruh warga termasuk mengecek genangan-genangan air yang ada di rumah kosong.

Terkait angka kasus, Wahyuning menjelaskan jumlah kasus DBD sepanjang 2021 lebih sedikit dibandingkan 2020. Tahun lalu, ada 393 kasus DBD. “Tetapi untuk CFR [case fatalitiy rate] yang diakibatkan penyakit DPD tahun ini lebih tinggi yakni 4. Sementara CFR penyakit DBD tahun lalu sebesar 2,3,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya