SOLOPOS.COM - Ilustrasi cuaca ekstrem berupa hujan deras. (JIBI/Dok)

Solopos.com, JOGJA — Cuaca ekstrem karena pancaroba diprediksi menerjang wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta hingga libur Lebaran 2022. Pengelola tempat wisata di wilayah Yogyakarta diminta untuk mewaspadai potensi itu, termasuk di wilayah Kabupaten Sleman.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Sleman, Aris Herbandang, meminta kepada pengelola dan pelaku wisata untuk mewaspadai terjadinya cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi bencana.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menyampaikan pihaknya pada 2021 juga telah membeirkan edukasi kepada pengelola maupun pelaku wisata untuk tanggap darurat bencana dan upaya mitigasi bencana.

Baca Juga: Pasir Alun-Alun Utara Jogja Diganti dengan Pasir dari Tanah Kasultanan

“Sehingga kami harapkan pada saat terjadi cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi bencana, mereka lebih responsif dalam antisipasi maupun penanganannya,” kata dia, Jumat (15/4/2022).

Aris menyampaikan selain edukasi untuk tanggap darurat bencana, pihaknya juga memberikan edukasi terkait penanganan wisatawan yang mengalami masalah kesehatan saat berada di objek wisata.

“Seperti bagaimana melakukan penanganan awal jika ada wisatawan yang mengalami serangan jantung, atau masalah kesehatan lainnya,” katanya.

Aris mengatakan edukasi tanggap darurat tersebut juga diikuti dengan pelatihan-pelatihan tanggap darurat dan sarana pendukung untuk penanganan yang cepat.

Baca Juga: Bukan Hanya Irigasi, Embung Sendangtirto Sleman Siap Jadi Objek Wisata

“Harapan kami dengan adanya kesiapan dan kewaspadaan ini, maka insiden sekecil apapun dapat direspon dengan cepat dan tidak sampai menimbulkan korban,” katanya.

Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Usaha Pariwisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Nyoman Rai Savitri mengatakan saat ini telah membuat standar operasional prosedur (SOP) terkait keamanan dan kenyamanan serta keselamatan wisatawan termasuk antisipasi bencana.

“Sejak peristiwa musibah susur Sungai Sempor, Turi yang menimbulkan banyak korban jiwa siswa Pramuka beberapa tahun lalu, kami telah membuat SOP untuk keamanan destinasi wisata, terutama desa wisata,” katanya.

Ia mengatakan, SOP tersebut harus dan wajib dipatuhi oleh para pelaku dan pengelola wisata dengan disiplin.

“Saat ini mereka sudah siap, dan membuat SOP sesuai dengan karakteristik masing-masing desa wisata,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya