SOLOPOS.COM - Warung Seafood Pak Sangklak Semarang

Banner Ekspedisi Ekonomi Digital 2021

Solopos.com, SEMARANG—Di saat banyak pelaku usaha berlomba-lomba mulai menggarap pasar online di era serba digital ternyata masih ada pengusaha kuliner yang belum tertarik menggarap online food.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Padahal warung makan spesial seafood yang digarapnya tergolong sudah melegenda dan memiliki pelanggan setia dari berbagai daerah di Tanah Air.
Belum adanya keinginan menggarap online food diutarakan Owner Spesial Seafood Pak Sangklak Kota Semarang, Puji Lestari, 32, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (4/12/2021) malam.

Kunjungan Solopos tersebut menjadi bagian Ekspedisi Ekonomi Digital 2021 yang digagas Solopos Media Group dengan dukungan penuh dari sponsor, yakni BNI, Mitsubishi Motors, Universitas Terbuka Surakarta, Candi Elektronik, Artugo, Galeri 24, Prodia, XL Axiata, dan Gojek.
“Saya itu generasi kedua. Usaha seafood ini meneruskan dari orang tua yang telah merintis selama 20 tahun terakhir. Saya mulai mengurus sendiri usaha ini sejak 15 tahun terakhir,” kata Puji Lestari.

Puji Lestari mengatakan warung makan seafood yang dikembangkannya berada di dua lokasi berbeda. Masing-masing di Sangklak I, yakni di Jl. Telaga Mas Raya B1 Panggung Lor, Semarang Utara dan Sangklak II di Jl. Lingkar Tanjung A18 Panggung Lor, Semarang Utara.
Setiap harinya, jumlah pelanggan yang datang ke Pak Sangklak relatif banyak. Para pengunjung justru didominasi dari luar kota, seperti Surabaya dan Jakarta. Warung Makam Seafood Pak Sangklak buka mulai pukul 09.00 WIB-21.00 WIB.

“Saat terjadi ledakan kasus Covid-19 [pertengahan 2021], penjualan sempat menurun. Kalau saat ini sudah bagus. Apalagi saat weekend, bisa mencapai 25 kg srimping dan 15 kg ikan kakap,” katanya. Warung Makan Seafood Pak Sangklak menyajikan aneka menu, di antaranya kepiting telur, kepiting jantan, cumi-cumi, dan udang.

Di dalam daftar menu terdapat juga ikan kakap laut. Harga ikan kakap senilai Rp13.000 per ons. “Menu makanan yang paling sering dibeli pembeli adalah srimping [mirip kerang senilai Rp90.000 per kilogram],” katanya.

Meski warung makannya cenderung sudah dikenal masyarakat luas secara bertahun-tahun, Puji Lestari mengaku belum berani menggarap pasar online. Hingga sekarang, Puji Lestari masih mengandalkan penjualan dengan sistem offline.

Warung seafood yang dikelola Puji Lestari mampu menyerap 20 tenaga kerja yang tersebar di Pak Sangklak I dan Pak Sangklak II.

“Saya sebenarnya sudah paham dengan online itu. Tapi, saya belum berani ke digital. Saya masih takut meski saya tahu dengan online penjualan akan meningkat,” katanya.

Srimping Warung Seafood Pak Sangklak Semarang

Puji Lestari mengatakan belum bersedianya menggarap pasar online karena dirinya ingin berhati-hati dalam menjaga harga seafood di pasaran. Di samping itu, dirinya merasa belum siap menghadapi tekanan yang muncul dalam penjualan online.

“Harga yang ditawarkan di online food bisa saja lebih tinggi dari harga di sini [ketika beli langsung di warung seafood]. Orang kan melihatnya harga juga. Lalu saya merasa belum siap mental dengan saran atau masukan [akibat berjualan secara online],” katanya.

Puji Lestari mengatakan dirinya termasuk tidak memasarkan menu seafood bikinannya di media sosial (medsos). Sebaliknya, penjualan seafood-nya masih dilakukan secara konvensional.

“Harapan saya ke depan, usaha ini tetap berkembang. Pesan bapak kan jangan sampai bangkrut karena bisa untuk anak-cucu ke depannya. Secara pemikiran, saya sudah punya rencana ke online. Tapi tidak sekarang. Soalnya, saya sekarang ini harus membagi waktu untuk merawat anak-anak [ada yang masih berusia tiga tahun], mendampingi orang tua, dan berusaha,” katanya.

Saat memberikan sambutan melepas Tim Ekspedisi Ekonomi Digital 2021, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo, mengapresiasi penuh kegiatan yang digagas Solopos Media Group. Upaya mengkampanyekan ekonomi digital akan terus berjalan di waktu mendatang.

“Semoga, kegiatan ini dapat memetakan kendala dan kekurangan [implementasi ekonomi digital di tengah masyarakat],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya