SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA- Warung Sate Puas, bangunan cagar budaya (BCB) di Jalan Gamelan Kidul No.1, Kraton, Jogja menjadi salah satu lokasi napak tilas dalam Fun Bike peringatan HUT TNI ke-69 yang diikuti oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, Minggu (28/9/2014).

Hadiwarno, warga Gamelan,65, menceritakan peristiwa menegangkan yang diingatnya sewaktu kala itu berusia lima tahun. 29 Juni 1949, saat penjajah mundur dari Indonesia, pemuda mengibarkan bendera merah putih dengan bambu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tapi para pemuda itu kemudian lari terbirit- birit karena mendengar suara deru kendaraan tempur Belanda yang dilengkapi meriam akan melintasi warung sate itu.

“Jane (sebetulnya) belum jamnya Belanda pergi, tapi pemuda wes kesusu ngerek (sudah tergesa mengibarkan),” katanya.

Peristiwa itu kemudian dikenang dengan pendirian monumen tiang bendera di halaman warung tersebut. Didekatnya didirikan pula seorang pejuang dengan membawa bambu runcing. Ia mengatakan, warung sate itu hanyalah sebagai kamuflase pejuang untuk menyusun stretegi mengusir penjajah Belanda. Sri Sultan Hamengku Buwono IX saat itu, ujarnya, kerap mendatangi warung sate tersebut. HB IX meminta agar pejuang seolah membuat Jogja tenteram, tidak terjadi gejolak apapun dari pejuang.

“Waktu itu penuh dengan kode-kode atau sandi yang tak dimengerti orang awam,” kata Hadiwarno.

Di warung sate itu, lanjutnya, juga dilengkapi dengan warung potong rambut. Ini supaya pejuang yang telah lama bergerilya memangkas rambutnya, sehingga Belanda tak mencurigai tempat tersebut sebagai markas penyusunan strategi.

Ia mengatakan bangunan itu semula milik Jeyang Tutugo yang kemudian bernama Kanjeng Raden Tumenggung Danudipuro setelah menjadi abdi dalem Kraton. Namun pada 2012, Pemerintah Daerah DIY telah membelinya senilai Rp2 miliar dan kemudian merevitalisasinya.

Saat ini, ujar dia, tempat itu sering menjadi tempat kunjungan wisata pendidikan oleh anak- anak sekolah dan mahasiswa. Keroncongan tiap malam Minggu juga kerap digelar. Hanya, ia dan beberapa warga seumurannya yang sering diprasahi untuk menjelaskan mengenai sejarah bangunan itu.

“Yang tahu ya yang tua-tua, bawah saya enggak banyak tahu. Sehingga banyak yang meminta saya jadi narasumber,” katanya.

Dalam acara fun bike itu, peserta barkategori kelompok wajib berhenti di museum perjuangan dari lokasi star di Alun- Alun Utara. Selain warung sate itu, tempat yang wajib didatangi di antaranya museum perjuangan Soedirman di Bintaran dan Diponegoro di Tegalrejo.

“Sultan sendiri yang menginginkan karena banyak generasi muda yang tidak mengetahuinya,” ujar Komandan Korem 072 Pamungkas Brigjen TNI Sabrar Fadilah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya