SOLOPOS.COM - Wartawan Solo menggelar aksi di Bundaran Gladak Solo, Selasa (16/8/2016), untuk menuntut pengusutan kasus kekerasan terhadap dua jurnalis di Medan. (M. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Aksi kekerasan terhadap jurnalis di Medan yang diduga dilakukan anggota TNI AU mendapat simpati dari wartawan Solo.

Solopos.com, SOLO — Puluhan jurnalis dari berbagai media cetak, online, TV, dan radio di Kota Solo menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Gladak, Solo, Selasa (16/8/2016) pagi. Mereka mengutuk kekerasan terhadap dua jurnalis di Medan yang diduga dilakukan oleh anggota TNI Angkatan Udara (AU).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Aksi ini merupakan bentuk solidaritas wartawan Solo terhadap kekerasan yang menimpa Andri Syafrin Purba , 36, jurnalis MNC TV; dan Array Argus, jurnalis Tribun Medan. Mereka menjadi bulan-bulanan personel TNI AU yang menyerang mereka secara brutal sehingga keduanya mengalami luka di kepala, tangan, dan rusuk.

”Aksi sebagai solidaritas terhadap tindak kekerasan yang dialami 2 wartawan rekan kita di Medan. Yang harus dilakukan adalah menindak tegas oknum-oknum yang diduga melakukan tindak kekerasan. Sebagai bentuk tindakan hukum adalah memproses pelaku ke Pom TNI AU sehingga ada ketentuan hukum yang berlaku,” kata Tanto, koordinator aksi, kepada awak media.

Menurutnya, para wartawan di Solo akan mengawal kasus agar proses hukum terhadap pelaku bisa tuntas. ”Karena bisa saja kalau proses hukum oknum ini akhirnya terbukti melakukan pidana, juga bisa dilakukan pemecatan,” kata dia.

Para jurnalis berharap kejadian di Medan ini menjadi kasus kekerasan terakhir yang menimpa wartawan di Indonesia. ”Karena wartawan bekerja dilindungi aturan hukum yaitu UU No. 40 2009 tentang Pers,” tutupnya.

Aksi berlangsung sejak pukul 09.30 WIB diikuti wartawan dari berbagai media serta organisasi jurnalis, seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Surakarta, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Solo, Pewarta Foto Indonesia (PFI), dan elemen jurnalis lainnya di Solo. Mereka meneriakkan tuntutan agar para pelaku kekerasan terhadap jurnalis di Medan tersebut diproses secara hukum.

”Wartawan bukan untuk dipukuli,” teriak para peserta aksi.

Aksi diwarnai peletakan kartu identitas pers masing-masing wartawan peserta aksi diiringi sejumlah orasi dan diakhiri dengan hening cipta. Tak terlihat pengawalan ketat dari kepolisian dan aksi berlangsung tertib tanpa mengganggu lalu lintas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya