SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta –– Meski sudah berusia 89 tahun, wartawan senior Rosihan Anwar masih sering menghadiri berbagai pertemuan. Namun, sore tadi, Rosihan mendadak lemah. Dia pun dilarikan ke RS MMC Kuningan, Jakarta.

“Sore tadi dilarikan ke RS MMC karena gangguan jantung. Mari kita doakan untuk kesembuhannya,” kata Pemimpin Redaksi C&R yang juga merupakan tokoh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Ilham Bintang, saat dihubungi detikcom, Senin (7/3/2011).

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Rosihan dirawat di ICU. Meski dirawat di ICU, Rosihan masih tetap sadar dan tetap bisa berkomunikasi. “Saya tahu secara kebetulan. Sore tadi, Indro Warkop lagi antar anaknya ke RS itu, lalu dia melihat Pak Ros di sana. Lantas Indro telepon saya. Sesaat kemudian saya ngomong sama Pak Ros lewat telepon Indro,” tutur Bintang.

Menurut Ilham, saat berbincang lewat telepon, Pak Ros sempat menyampaikan bahwa tulisan kolom untuk C&R sudah ia kirim. “Sejak C&R pertama terbit, beliau memang menjadi penulis kolom tetap kami,” kata Ilham.

Selama ini, Pak Ros dikenal sebagai wartawan yang tangguh dan pantang menyerah. Di usianya yang senja, dia masih sering menghadiri berbagai forum, termasuk diskusi yang digelar Editors Club maupun menghadiri acara-acara bersama para pemimpin redaksi dan tokoh pers.

Pak Ros masih aktif mengomentari sesuatu dan kalimat yang ia ucapkan seringkali menyengat dan membuat tersenyum. Terkadang Pak Ros membuat kritikan pedas, terkadang membuat humor. Pak Ros juga masih aktif menulis kolom di sejumlah media massa.

Enam bulan lalu, Pak Ros ditinggal oleh istri tercintanya Siti Zuraida. Sang istri meninggal pada 5 September 2010. Saat melepas sang istri di TPU Karet, Rosihan tampak sangat berduka. Dia melepas sang istri dengan isak tangis didampingi tiga anaknya, Aida Fatia, Omar Luthfi, dan Naila. Sejak ditinggal istrinya, kesehatan Pak Ros drop.

Pak Ros lahir di Kubang Nan Dua, Sumatera Barat, 10 Mei 1922. Selain dikenal sebagai wartawan, Pak Ros dikenal juga sebagai sejarahwan, sastrawan dan budayawan. Pak Ros memulai karir wartawannya sejak berumur 20-an tahun di media Asia Raya di masa pendudukan Jepang tahun 1943. Pak Ros kemudian menjadi pemimpin redaksi Siasat (1947-1957) dan Pedoman (1948-1961). Pak Ros juga merupakan pendiri PWI dan Selama enam tahun, sejak 1968, ia menjabat ketua umumnya.

detik.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya