SOLOPOS.COM - Ilustrasi tindak pidana penyuapan (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Para kepala desa (kades) di wilayah Sragen dibuat resah dengan kehadiran sejumlah orang yang mengaku sebagai wartawan dan LSM. Ujung-ujungnya, kedatangan mereka untuk meminta sejumlah uang kepada para kades tersebut.

Kades Cepoko, Sumberlawang, Ngadiman, mengaku dirinya sudah empat kali didatangi sekelompok orang yang mengaku sebagai wartawan dan LSM selama sepekan ini. “Setiap datang itu ada dua sampai tiga orang. Intinya mereka meminta uang mengaku dari media. Dari empat kedatangan itu, mereka berbeda-beda. Ini dialami hampir seluruh kades,” katanya, saat ditemui wartawan di Setda Sragen, Senin (19/5/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ngadiman yang juga Ketua Paguyuban Kades se-Kecamatan Sumberlawang tersebut menjelaskan kedatangan para wartawan dan LSM tak jelas tersebut berdalih menanyakan proyek operasi nasional agraria (Prona). Mereka menakut-nakuti para kades jika Prona semestinya gratis.

Diakuinya, di wilayah Sumberlawang memang terdapat sejumlah desa yang menerima kuota seritifikat Prona. Dia menjelaskan Sumberlawang mendapat kuota 425 sertifikat. Di Cepoko, setidaknya mendapat kuota sebanyak 200 sertifikat.

“Prona yang digratiskan hanya biaya pengurusan sertifikat. Sementara untuk biaya pembuatan buku, pembelian materai dan pembuatan patok itu dibebankan kepada masyarakat. Nah, mereka menakut-nakuti para kades kalau seluruh biaya prona itu gratis,” ungkap dia.

Dijelaskannya, para wartawan serta LSM tak jelas tersebut mengaku berasal dari luar Sragen. Lantaran mengetahui gelagat mereka mencurigakan, Ngadiman pun mengaku tenang. Sejauh ini, pihaknya belum menerima laporan terkait para kades yang terjebak dan memberikan uang kepada wartawan dan LSM abal-abal itu.

“Mereka datang dengan memakai kartu identitas yang tertulis pers. Kalau ini dibiarkan terus ya jelas memalukan LSM dan wartawan resmi. Makanya kami sudah mengimbau para kades jika didatangi mereka segera laporkan saja kepada saya,” ujar dia.

Kehadiran wartawan abal-abal yang ujung-ujungnya meminta uang tersebut juga diakui Kades Ngandul, Sumberlawang, Supriyanto. “Saya pernah didatangi sekali. Ya tanya Prona itu. kebetulan di tempat kami tidak mendapat kuota. Jelas mereka meresahkan. Sampai ada kades yang sembunyi ketika didatangi LSM dan wartawan tidak jelas itu,” urai dia.
Taufiq Sidik Prakoso

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya