SOLOPOS.COM - Anak-anak belajar tari di Taman Budaya Yogyakarta, belum lama ini. Bahasa daerah bisa dipelihara melalui integrasi pendidikan seni dan budaya.(JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Anak-anak belajar tari di Taman Budaya Yogyakarta, belum lama ini. Bahasa daerah bisa dipelihara melalui integrasi pendidikan seni dan budaya.(JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Anak-anak belajar tari di Taman Budaya Yogyakarta, belum lama ini. Bahasa daerah bisa dipelihara melalui integrasi pendidikan seni dan budaya.(JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Solopos.com, JAKARTA – Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) menyebutkan sebanyak 3.000 dari 6.000 bahasa di dunia hampir punah, sebagian besar merupakan milik etnis minoritas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Hampir 50 persen hampir punah, terutama bahasa suku atau etnis minoritas,” kata mantan Direktur UNESCO wilayah Bangkok, Sheldon Shaeffer di Jakarta, Rabu (24/9/2014). Dalam seminar internasional bertema Penggunaan Bahasa Daerah/Ibu untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Sekolah Dasar yang digelar SEAMEO QITEP in Language, Sheldon mengatakan pelestarian bahasa daerah mendesak dilakukan.

Ia mengatakan dari 6.000 bahasa di dunia tersebut sebanyak 40 persen berstatus terancam punah dan hanya 10 persen yang aman. “96 persen bahasa-bahasa ini digunakan oleh hanya 4 persen populasi dunia,” ungkapnya.

Khusus di wilayah Asia, dari 2.303 bahasa, 879 bahasa terancam atau hampir punah. Sedangkan di Asia Tenggara, dari 1.253 bahasa, sebanyak 527 bahasa terancam atau hampir punah. Pengertian hampir punah adalah orang tua tidak menggunakan bahasa tersebut. Sedangkan terancam artinya bahasa dikuasai orang tua, tetapi tidak digunakan dengan anak-anak mereka.

Sheldon mengatakan punahnya sebuah bahasa akan menghilangkan identitas atau budaya tertentu. Karena itu bahasa daerah atau bahasa ibu harus dikembangkan atau dihidupkan lagi karena bahasa menyimpan sejarah, dan bahasa membantu pembelajaran.

Sekretaris Jendral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ainun Naim mengatakan pengembangan bahasa daerah di Indonesia dilakukan dengan integrasi pelajaran bahasa daerah dalam muatan lokal. “Muatan lokal dengan seni dan buadaya juga sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bahasa daerah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya