SOLOPOS.COM - Deretan rumah yang berdiri di sekitar rel di kawasan Sangkrah, Pasar Kliwon. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Deretan rumah yang berdiri di sekitar rel di kawasan Sangkrah, Pasar Kliwon. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO — Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, siap mengupayakan mediasi menyikapi polemik kenaikan sewa lahan bantaran PT Kereta Api Indonesia (KAI). Hal itu menyusul sikap PT KAI yang bersikukuh meminta warga angkat kaki jika tak mampu membayar uang sewa. Sebelumnya, warga RT004/RW002 Sangkrah Pasar Kliwon menolak membayar sewa lantaran kenaikannya mencapai 1000%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jelas akan kami pertemukan (PT KAI dengan masyarakat). Rakyat jangan ditekan sepihak untuk membayar kenaikan. Bagi kami, 1000% itu bukan naik lagi, tapi ganti angka,” ujar Rudy saat ditemui di Superindo Ronggowarsito, Rabu (21/11/2012).

Rudy menyebut langkah mediasi penting untuk menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. Pihaknya berharap PT KAI bisa membeberkan payung hukum penarikan sewa hingga penyertifikatan yang selama ini menjadi polemik. Sebagaimana diketahui, sejumlah warga yang menghuni bantaran PT KAI telah berdiam di sana sejak 1950-an. Sementara penyertifikatan PT KAI atas lahan itu baru dimulai 1996.

“PT KAI boleh saja ngotot meminta warga membayar sekian. Namun harus jelas, atas dasar apa mereka menarik sewa. Harus dirunut pula sejarah di balik penyertifikatan itu,” tuturnya.

Rudy menilai penyertifikatan yang dilakukan PT KAI bermasalah lantaran tidak berkoordinasi dengan warga bersangkutan. Menurut dia, PT KAI seharusnya tidak memunculkan sertifikat tiba-tiba tanpa berkoordinasi dengan warga.

“Harus ada koordinasi dengan siapa yang ada di sana, yang menggarap siapa. Sehingga tidak asal disertifikatkan. Wong ukuran lahannya juga belum tentu jelas kok.”

Pejabat Humas PT KAI Daops VI Jogja, Sri Astuti, menyambut baik langkah Pemkot yang mengupayakan mediasi atas polemik sewa lahan. Saat ini pihaknya juga sedang menggelar konsolidasi internal untuk mengarah ke sana.

“Kami pun menginginkan solusi terbaik. Kami tidak mau ribut dengan masyarakat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya