SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

DLINGO: Sekitar 150 orang warga Dusun Kedungdayak, Desa Jatimulyo, Dlingo menggeruduk balai desa setempat. Dengan menggunakan puluhan sepeda motor dan sebuah mobil pick up yang berisi sound system, warga menuntut kepada kepala desa agar memecat Sukadi sebagai Kadus Kedungdayak.

Sembari membawa spanduk yang di antaranya bertuliskan Lurah wedi karo Sukadi, BPD Jatimulyo tukang tidur, warga bernyanyi dan berorasi. “Selama ini, jika ada polemik, Kadus selalu arogan, dia selalu mengatakan sopo wani karo aku,” ujar Ardiyana, koordinator aksi, kemarin.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Dia mengatakan, puncak kekesalan warga terjadi ketika memperoleh dana rekonstruksi, malah digunakan untuk memperkaya diri sendiri, bukan untuk kepentingan masyarakat. Dia menambahkan, untuk penyelewengan dana rekonstruksi, Sukadi meminta Rp10 juta.

Ardiyana mengungkapkan, pada Oktober 2008, warga mendesak agar Kadus mengundurkan diri. “Pada saat itu, Sukadi sudah menandatangani surat pengunduran diri di hadapan masyarakat,” tegas Ardiyana.
Namun, pihak kelurahan tidak proaktif dalam menyikapi pengunduran diri Sukadi. “Sejak saat itulah, persoalan administrasi warga Kedungdayak menjadi terganggu, bahkan informasi dari pemerintah tidak pernah turun ke bawah,” jelas Ardiyana. 

Dia menjelaskan, sejak saat itu, sudah terjadi hampir 30 kali pertemuan antara warga dengan pihak kelurahan, namun hingga warga demo ke balai desa, tidak pernah ada penyelesaian.

Lebih lanjut dikatakan, bahwa masyarakat sudah hampir satu tahun memberi kesempatakan kepada Sukadi untuk memperbaiki diri. “Namun, itu tidak dimanfaatkan, dia malah semakin arogan,” kata Ardiyana.

Oleh karenanya, warga menuntut Sukadi untuk lengser keprabon dari jabatan Dukuh Kedungdayak.
“Selain itu, untuk menjembatani persoalan warga, pemerintah desa harus menunjuk Pjs [pejabat sementara], karena warga tidak lagi mengakui Sukadi,” teriak Ardiyana.

Sementara itu, ketika Sukadi datang dan berbicara dengan didampingi AKP. Subarkah, Kapolsek Dlingo, warga malah mengacuhkan dan membelakanginya. “Selama 18 tahun menjabat sebagai dukuh, saya tidak pernah membuat kesalahan,” ungkapnya.

Dia mengajak kepada warga untuk menghentikan perselisihan dan membangun Kedungdayak bersama.
Namun, warga yang acuh tak mempedulikan Sukadi. “Selama tidak mundur dari jabatan dukuh, kami tidak akan mendengarkan Sukadi,” kata Ardiyana. Mereka mengancam akan menduduki kantor balai desa sampai Sukadi mengundurkan diri. (Harian Jogja Cetak/Dian Ade Permana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya