SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, SLEMAN—Terkait dengan banyaknya keluhan warga, manajemen The Captain mengaku sudah menyosialisasikan kepada warga sekaligus menindaklanjuti keluhan warga. Selain itu konsep The Captain dinilainya bukan kafe melainkan lounge atau restauran.

Public Relation The Captain, Aloysius Reza, menjelaskan pihaknya sudah menggelar dua kali pertemuan dengan warga. Pertemuan pertama untuk menampung keluhan dan kedua adalah pembahasan mengenai solusi yang akan dilakukan oleh manajemen.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Saat itu, lanjut dia, ia sudah menyebarkan surat undangan resmi dua kali namun tidak ada warga maupun pengurus lingkungan yang hadir.

Ekspedisi Mudik 2024

Usahanya untuk melakukan pendekatan kepada warga, urainya, seakan di block-off oleh warga. Akibatnya manajemen The Captain dibatasi untuk melakukan komunikasi kepada warga.

“Jadi, sebenarnya kejadian di lapangan adalah pihak The Captain sudah beberapa kali menghubungin warga dan/atau pengurus sekitar untuk memberikan tanggapan terlebih mengenai solusi sesuai dengan keluhan warga. Namun, pertemuan hanya terjadi dua kali dikarenakan pada surat undangan resmi berikutnya tidak ada satupun  yang datang,” terangnya dalam rilis yang dikirim kepada Harianjogja.com, akhir pekan lalu.

Terkait perizinan Reza menambahkan, perizinan pribadi The Captain sedang dalam proses, dengan tujuan untuk ekspansi ke beberapa daerah seperti Bandung dan Bali.

“Pada dasarnya mengenai perijinan HO sudah dikantongi oleh The Captain dengan atas nama Khaopad, karena pada dasarnya Khaopad dan The Captain berada di satu area, sehingga perijinan yang ada sudah cukup mewakili,” jelasnya.

Pihaknya juga memberikan peluang kepada pemuda setempat untuk mengolah lahan parkir secara total dan OB. Bahkan ia mengklaim tidak mengambil sepeserpun atas hasil dari parkir tersebut. Dengan itu diakuinya pihaknya turut serta merekrut SDM  dari warga sekitar.

“Kami juga memiliki kesadaran untuk pembuatan surat ijin kepada warga sekitar ketika ada event khusus,” ujarnya.

The Captain, imbuh dia, memiliki konsep urban lounge atau pada umumnya disebut restauran, bukan kafe dan tidak seperti lounge pada umumnya. Mengenai event slowrock yang tadinya menggunakan drum, sudah diubah menggunakan cajon sehingga konsep yang digunakan menjadi akustik. Serta ada perubahan jam jam event reguler untuk live musik acoustic yang tadinya dari pukul 21.00 WIB sampai 23.00 WIB, diubah dari pukul 20.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya