SOLOPOS.COM - Pintu Terminal Giwangan sebelah utara. (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)

Harianjogja.com, JOGJA–Warga menolak rencana penutupan pintu keluar di Terminal Giwangan karena jika hal ini dilakukan akan membuat mereka kehilangan pekerjaan yang digeluti selama ini.

Akses pintu keluar bus kota dan Trans Jogja di sebelah utara Terminal Giwangan selama ini dimanfaatkan sejumlah warga untuk mengais rezeki, dari mulai penjual makanan, tukang parkir hingga tukang becak menggantungkan hidup di area tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warti, salah seorang penjual makanan mengaku tidak setuju jika rencana penutupan itu dilakukan. Dia khawatir, rencana itu akan menghambat usahanya berjualan. Karena, berjualan makanan merupakan mata pencaharian pokok baginya. Untuk itu, ia dengan keras menolak rencana penutupan pintu keluar bus kota itu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ya kalau ditutup, kan tempat ini jadi sepi, trus saya mau kasih makan apa pada anak-anak saya. Saya juga sudah berjualan makanan di sini cukup lama,” katanya ketika ditemui di tempatnya berjualan, Kamis (23/1/2014).

Diakuinya, jika ia sudah bersepakat dengan warga di sekitar terminal untuk bersama-sama menolak penutupan pintu keluar sebelah utara di Terminal Giwangan. Malahan, beberapa warga menanyakan masalah penutupan ini ke pihak UPT Giwangan.

“Kami selama ini kan belum pernah dapat pemberitahuan, tapi tahu-tahu ini mau ada rencana penutupan,” keluh dia.

Pernyataan sama juga diungkapkan Wariso, pengusaha tempat parkir di area sebelah utara terminal. Baginya, akses keluar bus kota dan Trans Jogja membuat area itu ramai dan banyak warga yang menggunakan pintu itu sebagai akses keluar masuk terminal.

“Ya tempat ini jadi ramai seperti ini karena ada pintu keluar itu. Kalau ditutup, pastinya tempat ini akan jadi sepi, trus kita mau kerja apa?” tanya dia.

Dia dengan tegas menolak rencana penutupan itu. Meski jangka waktunya juga masih lama (penutupan paling lambat 2015), dia sampai kapan pun akan tetap menolaknya.

Alasanya, akses itu sudah merupakan bagian dari mata pencaharian untuk menyambung hidup. “Saya pengin pintu keluar tetap dibuka, dan tidak ada solusi lain. Coba tanya ke warga lainnya, pasti jawabannya sama. Mereka menolak rencana itu,” seru dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya