SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

TADAH HUJAN--Seorang warga Ngadirejo, Tlogolele, Selo menujukkan talang di atap rumahnya yang digunakan untuk mengalirkan air hujan, Kamis (17/11/2011). Warga setempat memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (JIBI/SOLOPOS/Espos/Farida Trisnaningtyas)

Boyolali (Solopos.com)–Krisis air bersih yang dialami warga Desa Tlogolele, Kecamatan Selo membuat penduduk setempat terpaksa mengonsumsi air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Akibatnya, mereka rentan terserang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

Warga setempat menadah air hujan pada drum bekas, ember maupun mengalirkannya melalui talang di atas genting. Hal ini mereka lakukan menyusul pasokan air bersih terhenti karena pipa-pipa air itu hanyut dan hancur diterjang banjir.

“Kami terpaksa mengonsumsi air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Baik itu untuk  mandi ataupun memasak. Sebab, letak sumber air bersih sangat jauh,” tutur salah satu warga Ngadirojo, Tlogolele, Anjar saat ditemui wartawan, Kamis (17/11/2011).

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali Syamsudin, di dalam air hujan terdapat berbagai macam kandungan logam berat yang dapat menyebabkan ganguan kesehatan. Menurutnya, pada anak-anak biasanya adalah ISPA dengan gejala batuk serta pilek badan panas.

“Belum lagi bisa terjadi ganguan pencernaan seperti perut kembung ataupun diare.  Namun, ini bisa dihindari. Air hujan harus didiamkan setidaknya 1 X 24 jam sebelum dikonsumsi,” tuturnya di sela pemantauan kesehatan warga di Tlogolele.

(rid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya