SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SUKOHARJO</strong> — Puluhan warga dua desa di Kecamatan Nguter, Sukoharjo, masih bertahan di balai desa setempat lantaran tak kuat menghirup bau tak sedap yang diduga dari limbah pabrik PT <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180926/490/942106/banyak-ikan-mati-di-jembatan-lama-nguter-sukoharjo-keracunan" title="Banyak Ikan Mati di Jembatan Lama Nguter Sukoharjo, Keracunan?">Rayon Utama Makmur</a> (RUM).</p><p>Pantauan <em>Solopos.com</em>, Minggu (30/9/2018), puluhan warga Desa Pengkol dan Desa Gupit, Kecamatan Nguter, mengungsi di balai desa masing-masing. Sebagian warga beristirahat beralaskan tikar.</p><p>Sementara sebagian warga lainnya duduk-duduk sembari mengobrol dengan warga lainnya. Mereka tak kuat mencium bau tak sedap sejak manajemen PT RUM melakukan uji coba produksi mulai pertengahan September lalu.</p><p>Bau busuk dari pabrik kian menyengat hidung setiap harinya. Bahkan, bau limbah udara itu lebih <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180702/490/925433/9-kendaraan-kawal-perjalanan-tabung-wet-scrubber-pt-rum-sukoharjo" title="9 Kendaraan Kawal Perjalanan Tabung Wet Scrubber PT RUM Sukoharjo">menyengat</a> dibanding akhir 2017 lalu. Lantaran tak kuat, puluhan warga berduyun-duyun mengungsi ke balai desa setempat pada Sabtu (29/9/2018).</p><p>&ldquo;Lebih parah, lebih menyengat hidung [limbah udara] dibanding tahun lalu. Baunya seperti kopi bikin pusing. Rumah saya tepat di belakang kolam pengolahan limbah pabrik,&rdquo; kata seorang warga Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Jiyem, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu.</p><p>Jiyem dan puluhan warga lainnya terpaksa mengungsi ke balai desa setempat pada Sabtu malam. Mereka lega bisa menghirup udara segar kendati harus tidur beralas tikar. Sebagian besar warga yang mengungsi adalah kalangan ibu-ibu dan anak-anak.</p><p>Wanita lanjut usia (lansia) ini meminta agar manajemen PT RUM menghentikan uji coba produksi lantaran menimbulkan limbah udara yang merugikan warga setempat. &ldquo;Masker penutup hidung tak mempan karena saking menyengatnya limbah udara. Saya tak bisa tidur nyenyak jika mencium bau,&rdquo; ujar dia.</p><p>Di Desa Pengkol, puluhan warga juga mengungsi ke balai desa setempat lantaran tak kuat menghirup limbah udara dari pabrik itu. Mereka memilih bertahan di balai desa sebelum limbah udara dari pabrik benar-benar hilang.</p><p>Pembina Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL) Sukoharjo, Ari Suwarno, menyatakan Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, telah menerbitkan surat yang isinya meminta manajemen<a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180809/490/933088/kecewa-vonis-terdakwa-perusakan-pt-rum-sukoharjo-banding" title="Kecewa Vonis, Terdakwa Perusakan PT RUM Sukoharjo Banding"> PT RUM</a> menghentikan sementara uji coba produksi pada pekan lalu.</p><p>S emestinya, manajemen PT RUM menindaklanjuti dengan menghentikan uji coba produksi. Sementara itu, Sekretaris PT RUM, Bintoro Dibyoseputro, mengatakan berbagai upaya telah dilakukan PT RUM untuk menghilangkan bau limbah mulai dari memasang continuous emission monitoring system (CEMS), web scrubber, dan jaringan perpipaan yang ditanam di bawah tanah.</p><p>Dalam waktu dekat, PT RUM bakal memasang alat pendeteksi emisi gas buang atau continuous ambient monitoring system (CAMS). &ldquo;Alat ini sangat akurat dan objektif. Jika ada limbah udara yang tercatat alat CAMS, PT RUM tidak bisa berkilah. Kami justru meminta feedback dari warga setempat yang kerap mencium bau,&rdquo; kata dia.</p>

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya