SOLOPOS.COM - Anggota tim SAR mengecek jenazah Hartini yang dibungkus kantong mayat di pinggir Bendung Ngarum, Dukuh Kedungdowo, Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Sragen, Rabu (30/3/2016) malam. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Warga tenggelam Sragen yakni pasangan suami akhirnya keduanya ditemukan.

Solopos.com, SRAGEN — Pasangan suami istri (pasutri) warga Sambirejo Sragen hanyut di Sungai Klegung sejak Minggu (27/3/2016). Jenazah Ngatiyo, 40, ditemukan Senin (28/3/2016). Jenazah sang istri, Hartini, 35 ditemukan Rabu (30/3/2016) tadi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ajaibnya jenazah Hartini yang merupakan warga Dukuh Tegalrejo RT 023, Desa Kadipiro, Sambirejo, Sragen saat ditemukan tak mengeluarkan bau.

Baca:
Jenazah Istri akhirnya Ditemukan
Suami Ditemukan 
Kendala Tim SAR Saat Pencarian
Kronologi Pasutri Hanyut di Klegung

Sebelumnya, tim SAR gabungan menemukan jasad Ngatiyo, 40, sang suami di Sungai Bonggo yang masih satu aliran dengan Sungai Klegung, tepatnya di Dukuh Wates RT 013, Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Sragen, Senin (28/3/2016) pukul 06.30 WIB. Mayat laki-laki berperawakan tambun itu ditemukan dalam kondisi telanjang bulat.

Jenazah Hartini akhirnya ditemukan di Bendung Ngarum, Dukuh Kedungdowo, Desa Ngarum, Ngrampal, Sragen, Rabu pukul 17.00 WIB. Ibu dari dua anak itu ditemukan warga dalam kondisi tak bernyawa.

Jenazah Hartini dievakuasi tim SAR gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan SAR Himalawu pada pukul 17.30 WIB. Mayat Hartini kemudian dimasukkan ke kantung mayat.

Kendati berada di air sejak Minggu (27/3) siang, tubuh Hartini tak mengeluarkan bau. Tubuhnya masih utuh lengkap dengan pakaian yang dikenakannya. Bahkan tubuh perempuan itu tak bengkak.

Ketika Solopos.com mendekati mayat, tubuh jenazah tak bengkak sedikitpun, demikian halnya tak tercium bau tak sedap dari jenazah Hartini.

Pantauan Solopos.com, sepanjang evakuasi mayat, kondisi mayat Hartini yang tak mengeluarkan bau dan tak bengkak itu membuat keheranan tersendiri di kalangan anggota Tim SAR. Tak ada satupun anggota Tim SAR yang mengenakan masker penutup hidung.

“Ini luar biasa. Biasanya selama pengalaman kami mengevakuasi korban yang sudah dua hari kalap atau tenggelam kondisi mayatnya bau dan bengkak-bengkak. Ini luar biasa, aneh tidak bau dan tidak bengkak sedikitpun,” ujar salah satu anggota SAR.

Wahono, 50, warga Dukuh Kedungpanas RT 018/RW 009, Desa Ngarum, Ngrampal, yang berada di lokasi penemuan, mengatakan mayat Hartini ditemukan mengapung di Bendung Ngarum.

Jasad perempuan itu terbawa arus sungai yang pasang. Wahono menyampaikan ada dua pasang remaja yang asyik berduaan di Bendung Ngarum mengira jenazah Hartini boneka.

“Setelah dilihat dan terbawa arus di pintu air Bendung Ngarum, mereka baru sadar bila orang yang dikira boneka itu ternyata sosok mayat perempuan. Mereka langsung berlari kalang kabut dan segera memberi tahu warga. Informasi berlanjut ke tim SAR, aparat kepolisian, dan keluarga korban,” kata Wahono saat ditemui Solopos.com, Rabu petang.

Aparat Polres Sragen datang ke lokasi untuk mengidentifikasi. Sesaat kemudian, empat orang perwakilan keluarga Hartini tiba. Salah satunya, kakak kandung Hartini, Tugiman, 46. Laki-laki berkumis tipis itu memastikan mayat perempuan itu adalah adik kandungnya.

“Ya, ini memang adik saya. Saya minta jenazah langsung dibawa ke rumah duka. Saya sudah minta orang rumah untuk menyiapkan segala keperluan pemakaman Hartini,” kata Tugiman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya