SOLOPOS.COM - Ilustrasi warga Syiah Sampang yang beberapa waktu terakhir ini terusir dari kampung halaman mereka karena menjadi minoritas di antara umat Islam Suni. (dok Kabar24)

Ilustrasi warga Syiah Sampang yang beberapa waktu terakhir ini terusir dari kampung halaman mereka karena menjadi minoritas di antara umat Islam Suni. (dok Kabar24)

SAMPANG — Konflik antara warga penganut Islam Suni dan Syiah di Sampang, Madura, semakin memanas. Penganut Islam Suni yang merupakan warga mayoritas di kabupaten itu semakin keras mengusir penganut Islam Syiah yang mereka keliru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Upaya pengusiran warga Syiah oleh warga Suni dari GOR Wijaya Kusuma, Sampang, Jawa Timur itu kembali mencuat Rabu (19/6/2013) dengan tersebarnya desakan kepada pemerintah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera bertindak. Seruan itu antara lain berasal dari Alissa Qotrunnada Munawaroh alias Alisa Wahid, putri sulung mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pada malam itu umat Suni yang merupakan warga mayoritas memang mulai bergerak mengusir umat Islam Syiah dari pengungsian. Maka seruan Anissa yang mengatasnamakan Gus Duri-an pun tersebar cepat melalu saluran komunikasi pribadi semacam Black Berry Messanger.

Kenyataanya, hingga Kamis (20/6/2013), persoalan itu tak kunjung mendapatkan penanganan tegas pemerintah pusat. Bahkan dikabarkan aparat gabungan dari Polres Sampang dan Polda Jatim sempat keteteran menghalau ribuan orang penganut Islam Suni yang mencoba memasuki lokasi pengungsian pengikut Islam Syiah. Para penganut Islam Suni itu berupaya mengusir para pengungsi itu dari Kabupaten Sampang.

Insiden itu terjadi saat sejumlah ulama Suni datang ke lokasi untuk menyampaikan hasil kesepakatan bersama antara eksekutif Pemkab, DPRD Sampang dan Pemprov Jatim. Saat itu, warga berupaya masuk ke halaman GOR dengan melompati pagar dan langsung dihalau petugas.

“Kami harap saudara-saudara sekalian jangan masuk, karena berdasarkan kesepakatan mereka memang hendak dipindah,” kata Wakapolres Sampang Kompol Alfian Nurrizal.

Saat itu juga ribuan pengikut aliran Suni ini bergerak mundur, kembali ke tempat semua. Mereka merangsek maju karena terpancing dengan pernyataan salah seorang ulama yang menyebutkan bahwa hanya ahlus sunnah waljamaah adalah aliran yang paling benar.

Polisi selanjutnya merapatkan barisan dengan menutup semua akses jalan menuju halaman GOR Wijaya Kusuma yang menjadi tempat kelompok Islam Syiah mengungsi. Sementara, pimpinan Syiah, Iklil Almilal, terkejut dengan adanya ribuan pengikut Suni yang hendak masuk ke dalam GOR. Dia pingsan dan dibawa ke RS.

Perundingan eksekutif Pemkab Sampang, DPRD setempat dan Pemprov Jatim memang menempatkan pengikut Syiah sebagai pihak yang terusir. Mereka dipaksa pindah ke kawasan Puspa Agro di Sidoarjo, Jatim.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya