SOLOPOS.COM - Para warga bersama aparat Dishub dan Polsek Sambirejo, Sragen, menghentikan truk dump bermuatan batu di depan Balai Desa Sukorejo, Sambirejo, Sragen, Jumat (2/9/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Belasan warga bersama aparat Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen dan Polsek Sambirejo, Sragen, menghentikan sejumlah truk dump yang melintas di depan Balai Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Jumat (2/9/2022). Para sopir truk dump itu diperingatkan supaya mengangkut muatan tak melebihi jumlah berat beban (JBB) yang dibolehkan maksimal 8 ton.

Semula warga berkumpul di depan Balai Desa Sukorejo. Mereka berencana menghentikan truk dump di perbatasan Desa Sukorejo dan Desa Jambeyan. Saat berkumpul, datang sejumlah petugas Polsek Sambirejo yang dipimpin Wakapolsek Iptu Bambang Andriyono.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kemudian ada pula tim dari Dishub Sragen yang dipimpin Kasi Angkutan, Wagimin. Mereka berdialog tentang persoalan lalu lalang truk dump bermuatan batu dari wilayah Karanganyar yang membuat warga Jambeyan dan Sukorejo resah. Tak lama, Camat Sambirejo Didik Purwanto ikut datang.

Ekspedisi Mudik 2024

Di hadapan para petugas, tokoh pemuda Desa Sukorejo, Febriyanto, ingin truk-truk yang mengangkut muatan berlebih itu ditertibkan. Truk-truk tersebut, kata dia, dari wilayah Lempong, Kabupaten Karanganyar. Mereka mengangkut batu melewati Sukorejo-Jambeyan.

“Kami mendapat aduan dari para guru TK dan SD di perbatasan Sragen-Karanganyar terkait dengan lalu lintas truk dump yang kencang dan bisa membahayakan para siswa. Kami melihat jalan yang tadinya bagus sudah ada yang rusak di sejumlah lokasi. Kami meminta solusi yang tepat dan tegas,” ujar Febriyanto.

Camat Sambirejo, Didik Purwanto, mengatakan apa yang diresahkan warga sudah menjadi perhatian pemerintah. Ia juga mengakui lalu lintas truk itu juga membahayakan pengguna jalan lain.“Prinsipnya bagaimana semua pihak itu bisa bersinergi dan harmonis. Semua kepentingan bisa berjalan baik. Armada truk dump bisa jalan tetapi sesuai dengan aturan yang ada,” katanya.

Kasi Angkutan Dishub Sragen, Wagimin, menjelaskan pihaknya sudah merespons aduan masyarakat dengan melakukan pemantauan. Dishub tidak bisa sendirian tetapi harus didampingi dari aparat Satlantas Polres Sragen dalam penindakan. Untuk mengurangi laju truk dump, Wagimin menyarankan dipasang pita kejut di lokasi-lokasi yang rawan.

Atas dasar masukan tersebut, tokoh pemuda lainnya, Yuli, mengajak warga dan aparat untuk memberi peringatan kepada sopir truk dump itu secara langsung. Kemudian Polsek, Dishub, dan warga turun ke jalan untuk menghentikan truk dump dan memberi peringatan.

“Tolong muatannya sesuaikan dengan aturan maksimal 8 ton. Ini muatannya berapa?” tanya Wakapolsek kepada sopir truk.

Sopir itu menunjukkan surat jalan yang menjelaskan beban muatannya mencapai 9,1 ton. Artinya, berat muatan itu melebihi JBB 8 ton. Wakapolsek meminta jangan diulangi mulai besok dan bak harus ditutup terpal.

Wagimin pun juga mengingatkan kepada sopir itu supaya memberitahukan teman-teman sopir lainnya kalan jalan jangan kencang-kencang. Sopir itu diingatkan bila lalu lintas truk dump diawasi warga sehingga jangan sampai warga bertindak. Wagimin mengajak kerjasama sopir truk dump dengan masyarakat yang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya