SOLOPOS.COM - Seorang sesepuh petani Suparno (tengah) memetik batang padi untuk mencari padi pengantin di hamparan sawah Mbah Ageng di Kampung Candi Baru, Kelurahan Plumbungan, Karangmalang, Sragen, Rabu (25/5/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Warga Kabupaten Sragen dengan jumlah penduduk hampir mendekati 1 juta jiwa dijamin tidak akan kelaparan karena krisis beras. Produksi beras di Bumi Sukowati selalu surplus setiap tahunnya sampai 145.902,02 ton.

Kabid Ketahanan Pangan versi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Sragen, Sudadi, menerangkan cadangan pangan di Sragen aman. Ketersediaan pangan, khususnya beras, dalam kurun waktu Januari-Mei 2022 sudah surplus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Secara kumulatif Januari-Mei 2022, luas tanaman padi di Sragen mencapai 42,682 hektare dengan produksi gabah sebanyak 288.314,5 ton. Sementara produktivitasnya 67,55 kuintal per hektare.

Ekspedisi Mudik 2024

“Gabah tersebut dikonversi menjadi beras tinggal 63,2% atau sebanyak 182.214,76 ton beras. Bila konsumsi beras/kapita/tahun 88,6 kg per orang maka kebutuhan beras setahun sebanyak 36.312 ton, sehingga masih ada surplus sebanyak 145.902,02 ton,” jelasnya  saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Senin (18/7/2022).

Sudadi menyebut jumlah penduduk Sragen berdasarkan data di Distan & KP Sragen sebanyak 983.641 jiwa. Yang menjadi pertanyaan, sambung dia, surplus beras tersebut larinya ke mana, tidak bisa dilacak.

Baca Juga: Tak Kekurangan Stok, Dispertan PP Karanganyar: Kita Surplus Beras

Dia mengatakan transaksi gabah itu dilakukan di sawah, sampai ke pasar sudah dalam bentuk beras. Dinas kesulitan melacak identitas penebas yang membeli gabah petani.

“Surplus tersebut diketahui berdasarkan data luas panen dan produktivitas gabah. Para pedagang beras itu kulakan gabah barangkali tidak hanya dari Sragen karena di pasar selalu ada beras, sedangkan musim panen di Sragen serentak,” ujarnya.

Luas lahan sawah di Sragen, menurutnya, masuk tiga besar terluas di Jawa Tengah. Atas dasar inilah maka Sragen tidak akan mengalami krisis beras atau kelaparan karena kekurangan beras.

Sudadi menerangkan dengan panen serentak, serangan hama bisa dikendalikan. Selain itu, Sudadi yang juga petani melihat etos kerja para petani Sragen tinggi. Meskipun berdasarkan analisis usaha tani rugi, kata dia, petani tetap tidak putus asa menanam padi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya