SOLOPOS.COM - Seorang anggota Tim Ekspedisi Sukowati, Lilik Mardiyanto, memeriksa wayang yang ada di dalam kotak di kediaman warga di Dukuh Ngelo, Desa/Kecamatan Jenar, Sragen, Kamis (3/3/2022) lalu. (Istimewa/Ekspedisi Sukowati)

Solopos.com, SRAGEN — Tim Ekspedisi Sukowati yang diinisiasi Yayasan Palapa Mendira Harja Sragen menelusuri sejarah di wilayah Desa Jenar, Kecamatan Jenar, Sragen. Ekspedisi kali ini menelisik keberadaan kotak berisi satu set wayang tua yang diduga buatan tahun 1920-an, artinya sudah berusia sekitar 100 tahun.

Informasi adanya wayang tua itu diketahui berdasarkan cerita Kades Jenar, Samto, yang tidak berani membuka kotak berisi wayang kulit tersebut. Kotak itu disimpan di rumah Ami Rumini Asri, 50, di Dukuh Ngelo RT 007, Desa Jenar. Kotak kayu lama itu diletakkan dengan saka guru bangunan rumah berdinding kayu dan informasinya tidak mau dipindah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tim Ekspedisi Sukowati datang ke rumah Ami untuk melihat kotak itu. Ada bunga mawar yang ditaruh Ami di atasnya. Anggota Ekspedisi Sukowati, Lilik Mardiyanto membakar dupa sebelum membuka kotak itu. Anggota lainnya, Bambang Purwanto, yang memiliki indera keenam mencoba berkomunikasi dengan sosok penunggu kotak itu agar diizinkan untuk membukanya dan melihat wayang di dalamnya. Menurut Bambang, penunggu kotak itu bernama Petruk.

Baca Juga: Pria Sragen Ini Koleksi Lembaran Lontar Peninggalan Era Mataram

“Kami membuka wayang di Jenar itu pada pekan lalu. Kebetulan Tim Ekspedisi Sukowati dimintai bantuan Pak Kades Jenar untuk menuliskan kisah sejarah Jenar. Setelah dilihat ternyata banyak wayang yang sudah rusak karena jarang dibuka sehingga lembab. Tangan-tangan wayangnya juga banyak yang putus talinya,” ujar Lilik saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (8/3/2022).

“Kalau dari cerita warga yang diwarisi, wayang ini masuk benda cagar budaya karena umurnya lebih dari 50 tahun,” sambungnya.

Lilik berharap wayang itu bisa dipelihara dengan baik dan bisa pula menjadi objek wisata desa karena keunikan ceritanya. Dia mengusulkan kepada Kades Jenar agar wayang tua itu jadi kekayaan budaya Desa Jenar dan menjadi salah satu potensi untuk tujuan wisata di Jenar.

Kepala Desa Jenar, Samto, masih ingat wayang peninggalan Mbah Bayan pada zaman 1920-an itu terakhir digunakan untuk pertunjukan wayang pada tahun 1998 lalu.

Baca Juga: Karena Mitos, Warga Dukuh di Sragen Ini Emoh Menikah dengan Tetangga

Ia mengingat saat salah satu karakter wayang, yakni Permadi, diletakkan di beseknya dalang maka mendadak dalang dan sindennya pingsan semua. “Pertunjukkan wayang itu pun berhenti hingga pukul 24.00 WIB. Sejak itu tidak ada yang berani menggunakan wayang itu untuk pertunjukkan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya