SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN: Warga shelter Kuwang, Argomulyo, Cangkringan mengeluhkan seringnya razia SIM di wilayah Cangkringan. Akibatnya mereka kurang leluasa untuk beraktifitas dan resah karena tidak memiliki uang untuk membayar denda sidang.

Tri Mulyanto, 36, mengatakan, razia paling kerap digelar di pohon beringin pertigaan sekitar Komplek balai desa Argomulyo. Ironisnya yang kebanyakan terjaring adalah warga huntara.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

“Kami sudah mengatakan berkali kali. Bahwa SIM dan surat surat berharga hangus di rumah saat kami tinggal mengungsi. Namun tetap saja kami salah,” ujar keluh Tri, Jumat (17/6).

Untuk memperbaharui SIM, Tri dan warga lain mengaku minim informasi. Berbeda dengan pembaharuan KTP yang lebih mudah karena sudah difasilitasi oleh kelurahan dan kecamatan.

Untuk keperluan tersebut, warga juga tidak dipungut biaya. Selain SIM, STNK dan BPKB, dokumen warga lain yang hilang adalah ijazah, akta kelahiran dan sertifikat.

Ia berharap kepolisian lebih bijak dalam mengelar operasi. Apalagi sebagian besar warga shelter sekarang tidak memiliki pekerjaan tetap. Nyaris tidak ada penghasilan yang bisa dijagakan.

Khusus sertifikat tanah, sebagian besar warga mengaku belum mengurus karena prosesnya lama. “Sebelum erupsi kami juga mengurus namun belum jadi jadi. Sekarang sesudah erupsi semakin tidak jelas,” kata Joko Yuwono,43, warga Kuwang lainnya. (Harian Jogja/Sumadiyono)

Foto Ilustrasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya